
TABANAN, BALIPOST.com – Upaya memperkuat sektor pertanian terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Tabanan yang dikenal dengan julukan lumbung pangan Bali. Hingga Oktober 2025, berbagai kegiatan fisik berupa perbaikan jaringan irigasi dan pembangunan sumur bor di lahan subak telah dilakukan di 11 lokasi strategis tersebar di sejumlah kecamatan di Tabanan.
Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP), Made Dedy Darmasaputra, mengatakan langkah strategis ini tidak hanya bertujuan menjaga efisiensi dan ketersediaan air bagi lahan pertanian, namun juga untuk memperkuat sistem subak sebagai warisan budaya agraris masyarakat Bali yang kini dihadapi tantangan perubahan iklim. Dan seluruh kegiatan tahun ini memang dirancang berbasis kebutuhan riil di lapangan.
“Kami memastikan setiap kegiatan fisik benar-benar menyentuh kebutuhan subak dan para petani. Fokusnya pada efektivitas penyaluran air, perkuatan bangunan irigasi, serta ketepatan sasaran penerima manfaat,” ujarnya, Selasa (28/10).
Menurutnya, pembangunan sumur bor juga menjadi solusi adaptif terhadap perubahan iklim dan ancaman kekeringan. “Dengan sumur bor, petani di wilayah rawan kekeringan tetap memiliki akses air untuk mengairi lahan. Semua kegiatan kami kawal ketat agar hasilnya optimal dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tegasnya.
Hingga triwulan IV tahun ini, tercatat sejumlah proyek strategis telah berjalan. Di Kecamatan Penebel, kegiatan difokuskan pada jaringan irigasi tersier Subak Cepik, Desa Cepik dengan pagu anggaran Rp400 juta. Pekerjaan meliputi perkuatan bangunan bagi sadap, perkuatan saluran batukali dua sisi, serta saluran beton dua sisi untuk mendukung layanan irigasi di 58 hektar lahan sawah.
Sementara di Kecamatan Selemadeg Timur, kegiatan difokuskan pada beberapa titik, yakni Subak Sesandan, Subak Belongyang, Subak Aseman I, Aseman Ia, dan Aseman III (D.I Yeh Matan) dengan pagu anggaran Rp450 juta. Proyek ini mencakup perbaikan bendung, bangunan pelimpah, hingga perkuatan saluran beton dan batukali yang diharapkan mampu meningkatkan layanan irigasi di 38 hektar area pertanian.
Masih di wilayah yang sama, dilakukan pula perbaikan jaringan irigasi dan jalan Banjar Babakan–Jro Pauman di Desa Wanagiri dengan pagu Rp400 juta, serta pembangunan tiga sumur bor irigasi di Subak Lanyah Br. Kebon, Subak Aseman IV, dan Subak Lanyah Delod Jalan Br. Temuku Aya dengan pagu antara Rp100 juta hingga Rp200 juta per titik.
Di Kecamatan Kediri, kegiatan pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan jaringan irigasi usaha tani di Pandak Bandung berjalan dengan pagu Rp500 juta. Melalui perkuatan saluran beton dua sisi, pembuatan talang air, serta dinding penahan tanah, proyek ini diharapkan memperkuat suplai air irigasi bagi 63 hektar sawah.
Selanjutnya di Kecamatan Kerambitan, Pemkab melakukan rehabilitasi jaringan irigasi D.I. Timan Agung di Desa Kerambitan dengan pagu Rp200 juta yang berdampak positif terhadap peningkatan layanan irigasi di area 178 hektar lahan pertanian.
Adapun di Kecamatan Tabanan, terdapat tiga kegiatan penting yakni rehabilitasi jaringan irigasi Subak Gunggungan D.I. Buruan di Desa Sekartaji (Rp200 juta), D.I. Bongan Kapal di Desa Tunjuk (Rp200 juta), serta D.I. Gubug di Subak Gubug I, Desa Gubug (Rp150 juta).
Sebelumnya, Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, mengatakan irigasi yang kuat dan berfungsi optimal tentu menjadi kunci utama menjaga ketahanan pangan daerah.
“Sebagai lumbung pangan Bali, Tabanan punya tanggung jawab besar menjaga keberlanjutan sektor pertanian. Upaya perbaikan jaringan irigasi dan pembangunan sumur bor ini bukan sekadar proyek fisik, tapi wujud nyata komitmen kami agar petani dapat bekerja dengan tenang, produktif, dan sejahtera,” tegas Bupati Sanjaya.
Ia juga menegaskan, pembangunan infrastruktur pertanian akan terus menjadi prioritas Pemkab Tabanan sejalan dengan visi Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul, dan Madani (AUM).(Puspawati/balipost)










