
BANGLI, BALIPOST.com – Lebih dari 80 persen jaringan irigasi tersier di Kabupaten Bangli dalam kondisi rusak. Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli I Wayan Sarma mengungkapkan hal itu, Senin (22/9).
“Banyak jaringan irigasi kita yang kondisinya bocor dan rawan longsor,” kata Sarma.
Kerusakan jaringan irigasi menghambat pasokan air ke lahan pertanian. Untuk mengatasi masalah itu, Pemkab Bangli telah mengambil langkah dengan meningkatkan alokasi anggaran untuk perbaikan sarana prasarana pertanian termasuk jaringan irigasi tersier. Peningkatan anggaran ini dalam rangka mempercepat swasembada pangan.
Sarma mengatakan, pada 2025 ini Pemkab Bangli mengalokasikan sekitar Rp 800 juta untuk perbaikan jaringan irigasi tersier dan pembangunan jalan usaha tani di delapan lokasi. Alokasi anggaran ini naik dari sekitar Rp500 juta pada tahun sebelumnya. “Pembangunan jalan usaha tani bertujuan untuk mempermudah pengangkutan hasil panen dan alat pertanian,” jelasnya.
Meskipun banyak jaringan irigasi yang butuh perbaikan, pihaknya optimis bisa menyelesaikan masalah ini. Melalui kerja sama dengan berbagai instansi, termasuk BWS (Balai Wilayah Sungai) yang juga mengalokasikan dana untuk perbaikan, kerusakan dapat ditangani secara bertahap. “Mudah-mudahan tahun 2026-2027 kelar,” kata Sarma. (Dayu Swasrina/Balipost)