Anggota Komisi VI DPR RI I Gusti Ngurah Kesuma Kelakan (kanan) bersama Sales Area Manager Ritel Bali Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Endo Eko Satryo diwawancarai wartawan dalam rapat evaluasi terkait penyaluran BBM di Denpasar, Bali, Jumat (21/11/2025). (BP.Ant)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pasca mengeluhnya masyarakat susah mencari BBM, Pertamina Patra Niaga kini memperkuat stok dan dukungan armada distribusi sebagai bagian dari evaluasi kendala penyaluran bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax yang terjadi beberapa hari terakhir di sebagian wilayah di Bali.

“Untuk mitigasi seperti kemarin, penyelesaian masalah kami tambah pengiriman untuk normalisasi,” kata Sales Area Manager Ritel Bali Endo Eko Satryo di sela-sela rapat evaluasi terkait penyaluran BBM dengan Anggota Komisi VI DPR RI I Gusti Ngurah Kusuma Kalakan di Denpasar, Bali, Jumat (21/11).

Ia memaparkan saat ini kondisi di lapangan sudah kembali normal dengan stok BBM jenis pertamax di Terminal BBM Sanggaran mencapai 1.185 kiloliter, serta sedang dalam proses bongkar muat sebanyak 2.000 kiloliter.

Sebelumnya, pada Selasa (18/11) juga sudah dikirimkan 1.561 kiloliter pertamax atau naik 52 persen dari rata-rata konsumsi harian BBM non subsidi itu di Bali yang mencapai 1.024 kiloliter per hari, serta pada Rabu (19/11) hingga Kamis (20/11) juga sudah tiba 3.500 kiloliter pertamax.

Baca juga:  Cegah Meluasnya COVID-19, Gubernur Bali Sudah Setujui Perwali PKM

Selain soal stok, pihaknya juga berencana menambah secara bertahap total 15 mobil tangki BBM untuk penyaluran ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Bali, sebanyak empat unit di antaranya akan tiba pada Desember 2025.

Senada dengan Endo, Manager Terminal BBM Sanggaran Muhammad Riduansyah menambahkan, percepatan penyelesaian dermaga baru (jetty) di Pelabuhan Benoa yang ditargetkan selesai pada 2026, diharapkan dapat memperbesar kapasitas pengiriman kapal pengangkut logistik BBM di Bali khususnya untuk wilayah Denpasar, Kabupaten Badung dan sekitarnya.

Baca juga:  Gas Melon Langka, Pertamina Sebut Karena Peningkatan Konsumsi

Nantinya, kata dia, jetty baru akan khusus digunakan untuk BUMN minyak dan gas bumi itu yang dapat menampung kapal lebih besar mencapai sekitar 6.500 hingga 17.000 tonase bobot mati (DWT).

Kapasitas jetty itu lebih besar dari kapasitas yang saat ini digunakan bersama dengan korporasi lainnya yaitu sekitar 3.500-7.500 DWT.

Sebelumnya, pada 15-16 November 2025, terjadi kendala penyaluran BBM non subsidi di sebagian Bali yakni Kabupaten Badung dan Kota Denpasar yang disebutkan karena faktor cuaca mengakibatkan perjalanan kapal tanker pengangkut BBM ke Terminal BBM Sanggaran melalui Pelabuhan Benoa menjadi terhambat.

“Kami tiap hari koordinasi dengan region (Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara) terkait keadaan stok dan mereka menominasikan suplai. Kemarin kendala cuaca jadi terlambat datang ke kami,” ucapnya dikutip dari Antara.

Baca juga:  Total PMI Selesai Melakukan Karantina Mencapai 158 Orang

Pihaknya sempat melakukan alih pasokan melalui Terminal Terintegrasi Manggis di Kabupaten Karangasem menggunakan jalur darat menuju Denpasar.

Namun, jarak tempuh yang cukup jauh sekitar 47 kilometer dan armada mobil tangki terbatas membuat operasi kurang berjalan optimal.

Sementara Anggota Komisi VI DPR RI I Gusti Ngurah Kesuma Kelakan dalam rapat koordinasi itu juga mendorong agar mengoptimalkan stok di tangki Terminal BBM Sanggaran.

Ada pun terdapat tiga tangki di terminal tersebut yang masing-masing memiliki kapasitas 3.000 kiloliter sehingga total ada 9.000 kiloliter.

“Oleh karena itu saya sarankan stoknya minimal dua tangki itu penuh, berarti 6.000 kiloliter. Kalau ada cuaca tidak baik, berarti bisa enam hari terjaga, jangan sampai terjadi kelangkaan BBM,” ucapnya. (Kmb/balipost)

BAGIKAN