Proses pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS SMAN 1 Tabanan, Selasa (21/10). (BP/istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Suasana pesta demokrasi mewarnai sejumlah sekolah di Kabupaten Tabanan. Sebanyak 22 SMA/SMK dan 1 madrasah aliyah (MA) secara serentak menggelar pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS tahun 2025/2026 dengan konsep layaknya penyelenggaraan Pemilu. Mulai dari tahapan pendaftaran calon, kampanye, debat kandidat, pemungutan suara, hingga rekapitulasi hasil, seluruh proses dirancang menyerupai mekanisme Pemilu.

Inisiatif yang diinisiasi oleh KPU Kabupaten Tabanan ini tujuannya tak lain untuk memberikan edukasi politik dan menanamkan nilai-nilai demokrasi kepada pemilih pemula sejak dini. “Kegiatan ini adalah proses pembelajaran bagi pemilih muda agar memahami esensi demokrasi dan tahapan pemilu secara langsung,” jelas Komisioner KPU Provinsi Bali, I Gede Jhon Darmawan saat memantau pelaksanaan pemilihan di SMAN 1 Tabanan, Selasa (21/10).

Baca juga:  Usai Apel Konsolidasi, Kapolda Bali Singgung Situasi Gunung Agung

Menurut Jhon, pemilihan OSIS yang dikemas secara serentak baru pertama kali dilakukan di Tabanan. “Model serentak seperti ini belum ada di daerah lain. Tetapi kalau pelaksanan pemilihan mirip Pemilu sudah banyak yang melaksanakan,” ujarnya.

Ia menambahkan, pengalaman tersebut penting agar saat mereka menjadi pemilih sesungguhnya pada Pemilu 2029, para siswa sudah siap dan tidak canggung dengan proses demokrasi.

Diakuinya, untuk tingkat partisipasi generasi muda pada Pemilu sebelumnya, dari data KPU Bali menunjukkan, pada Pemilu dan Pilkada 2024, kelompok usia muda (gabungan Gen Z dan milenial) mendominasi hingga 53,8 persen dari total pemilih, dengan Gen Z sendiri mencapai 23 persen.

Meski tingkat partisipasi pemilih tinggi saat Pemilu 2024, antusiasme cenderung menurun pada Pilkada karena isu lokal dan nasional yang berbeda serta pengaruh media sosial yang tidak sebesar saat pemilu.

Baca juga:  Masih Banyak Masyarakat Bali yang Berpendidikan Rendah

“Ke depan akan ada lonjakan pemilih pemula cukup besar, diperkirakan sekitar 600 ribu orang hingga pelaksanaan Pemilu 2029. Karena itu, pendidikan demokrasi di sekolah menjadi sangat relevan,” tegas Jhon.

Pelaksanaan pemilu OSIS di Tabanan memang dirancang seserius mungkin. Di SMAN 1 Tabanan misalnya, tercatat 1.483 siswa dan 121 guru serta pegawai masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT). Sebanyak lima kandidat bersaing memperebutkan kursi ketua OSIS melalui empat TPS yang disiapkan lengkap dengan petugas KPPS, saksi calon, hingga bilik suara.

“Awalnya ada 30 calon, tapi setelah seleksi ketat tersisa lima kandidat. Semua tahapan dilakukan oleh siswa sendiri dengan pembina OSIS sebagai pendamping,” terang Wakasek Kesiswaan SMAN 1 Tabanan, Agung Harry Sunjaya Sapanca.

Baca juga:  Serangan Fajar Makin Terang-terangan, Akademisi Sebut Cederai Demokrasi

Ia menilai, kegiatan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan sarana pembentukan karakter siswa. “Melalui proses ini, anak-anak belajar arti tanggung jawab, kejujuran, dan pentingnya memilih pemimpin berdasarkan visi dan misi, bukan karena popularitas,” katanya.

Sementara itu, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Tabanan, I Made Agus Hartawiguna, yang mewakili Bupati Tabanan, menyambut baik pelaksanaan pemilihan ini. “Ini merupakan bentuk pendidikan politik sejak dini, bagaimana demokrasi berjalan di Indonesia dengan cara yang santun, jujur, dan partisipatif,” ujarnya. (Puspawati/balipost)

 

BAGIKAN