
SINGARAJA, BALIPOST.com – Akses literasi di wilayah terpencil Buleleng kini makin terbuka. Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DAPD) Buleleng menerima hibah satu unit motor perpustakaan keliling dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Tambahan armada ini menjadi solusi baru untuk menjangkau masyarakat di daerah yang sulit diakses kendaraan roda empat.
Motor ini mulai beroperasi sejak awal 2025 dan telah menunjukkan dampak signifikan dalam perluasan layanan. Kepala DAPD Buleleng, Made Era Oktarini, menyebutkan bahwa motor perpustakaan ini menjawab kebutuhan mobilitas layanan yang selama ini terbatas hanya dengan dua unit mobil, salah satunya sudah tidak layak jalan untuk rute luar kota.
“Mobil lama kondisinya kurang bagus, hanya aman untuk rute dalam kota. Dengan adanya motor ini, kami bisa menjangkau sekolah dan komunitas di wilayah seperti Seririt, yang sebelumnya sulit dijangkau,” ujar Kadis Era saat ditemui Kamis (2/10).
Kini, motor perpustakaan keliling melayani beragam kalangan dari siswa sekolah, masyarakat umum, hingga lansia dan penyandang disabilitas. Layanan dilakukan secara jemput bola, menyesuaikan permintaan warga yang sulit mengakses gedung perpustakaan karena keterbatasan fisik, kesibukan, atau lokasi tempat tinggal.
“Contohnya, ada kelompok lansia yang rutin senam setiap Selasa sore. Kami antarkan buku bacaan ke lokasi mereka untuk dipinjam selama dua minggu. Bahkan ada juga kantor yang meminta layanan khusus untuk karyawan disabilitas,” tambahnya.
Motor keliling ini membawa sekitar 250 eksemplar buku dalam setiap perjalanannya. Bacaan yang paling diminati meliputi buku cerita anak, resep kue, keterampilan membuat banten, hingga topik inklusi sosial dan kesejahteraan. Layanan ini tak hanya menambah wawasan, tapi juga mempererat hubungan antaranggota keluarga.
“Ada lansia yang bilang senang bisa membacakan cerita untuk cucunya. Ia merasa lebih dekat dengan keluarga. Jadi, membaca bukan cuma soal ilmu, tapi juga soal kebahagiaan,” kata Era.
DAPD Buleleng mencatat peningkatan signifikan dalam permintaan layanan perpustakaan keliling. Beberapa sekolah bahkan rutin mengirim surat permintaan setiap bulan agar armada datang ke lokasi mereka. Namun, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) membuat pihak perpustakaan harus cermat menyusun jadwal kunjungan.
“Kami sangat mengapresiasi antusiasme sekolah dan masyarakat. Namun, karena tim kami terbatas, layanan harus disesuaikan dengan jadwal dan target bulanan,” jelasnya. (Yudha/Balipost)