DENPASAR, BALIPOST.com – Gangguan kesehatan banyak dialami warga Kota Denpasar pascabanjir. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar melakukan pemeriksaaan pada 787 warga terdampak dan tercatat 607 di antaranya mengalami gangguan kesehatan. Penyakit yang banyak dialami mulai dari batuk filek, demam, penyakit kulit, pusing, nyeri kepala hingga hipertensi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan di posko maupun kunjungan langsung ke rumah-rumah terdampak, kasus terbanyak yang ditemukan adalah batuk pilek (ISPA) sebanyak 136 orang. Kemudian disusul penyakit kulit sebanyak 116 kasus, hipertensi 54 kasus serta diare 18 serta beberapa mengalami penyakit lainnya, seperti demam, nyeri kepala, pusing, lemas, kesemutan dan sebagainya. Selain itu ada juga warga yang mengalami rematik yang memang sudah dialami sebelum banjir sebanyak 54 orang. Sementara itu sebanyak 180 orang warga dinyatakan sehat.

Baca juga:  Belasan Tahanan Polres Klungkung Jalani Rapid Test

Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, A.A. Ayu Candrawati, Rabu (1/10), mengatakan, pascabanjir masyarakat memang rawan terjangkit berbagai penyakit. Terutama untuk beberapa jenis penyakit seperti diare, leptospirosis, penyakit kulit, dan infeksi saluran napas. “Itu sering terjadi akibat dampak dari banjir,” ujarnya.

Dinkes Denpasar, kata dia, telah menurunkan tim kesehatan sejak masa tanggap darurat hingga tahap pemulihan. Selain pemeriksaan di posko pengungsian, pihaknya juga melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) dengan mendatangi langsung rumah-rumah terdampak.
Dalam kegiatan tersebut, petugas memberikan pemeriksaan kesehatan, obat-obatan, vitamin, edukasi pencegahan penyakit, hingga tindakan kaporitisasi pada sumur dan bak air warga. “Untuk antisipasi demam berdarah, kami juga melaksanakan fogging fokus di lokasi yang banyak genangan air. Kaporitisasi dilakukan agar sumber air tetap aman digunakan. Edukasi pencegahan terus kami sampaikan kepada masyarakat,” jelas Candrawati.

Baca juga:  ForBALI Beri “Penghargaan” untuk Gubernur

Dinkes Denpasar juga mengimbau warga menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Beberapa langkah penting yang disarankan antara lain menggunakan air bersih untuk mandi dan mencuci, memakai sarung tangan saat membersihkan lingkungan terutama jika terdapat luka pada tangan, serta mengenakan sepatu atau selop untuk menghindari risiko infeksi leptospirosis akibat kontak dengan kencing tikus.
“Kami sudah memberikan contoh cara kaporitisasi juga. Harapannya masyarakat bisa melakukan mandiri untuk mencegah diare dan penyakit kulit. Jangan lupa selalu gunakan pelindung diri saat beraktivitas di lingkungan pascabanjir,” imbuhnya. (Widi Astuti/balipost)

Baca juga:  Penuhi Stok, PMI Tabanan Buka Layanan Donor Darah di Kantor Lama

 

BAGIKAN