
DENPASAR, BALIPOST.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar mencatat adanya kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dalam dua bulan terakhir, yakni Agustus dan September 2025. Meski terjadi lonjakan, kondisi tersebut dinilai masih terkendali dan bukan merupakan kejadian luar biasa.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Anak Agung Ayu Agung Candrawati, M.Kes., menyampaikan berdasarkan data di bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Denpasar menyebutkan, peningkatan kasus ISPA merupakan pola yang berulang setiap tahun dan sangat dipengaruhi oleh perubahan cuaca.
“Berdasarkan laporan di Bidang P2P, memang benar terjadi lonjakan kasus, tetapi tidak signifikan. Ini hal yang biasa dan memang terjadi setiap tahun tergantung perubahan cuaca. Khusus untuk Covid-19, belum ditemukan lagi kasusnya di Kota Denpasar,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinkes Denpasar, selama dua bulan terakhir tercatat 2.613 kasus ISPA yang telah mendapatkan penanganan di fasilitas pelayanan kesehatan, baik di puskesmas maupun rumah sakit.
Peningkatan kasus ISPA di Denpasar dipengaruhi oleh sejumlah faktor, di antaranya cuaca ekstrem, kondisi lembab pascabanjir, serta lingkungan dan hunian yang kurang sehat.
“Faktor cuaca, genangan air, ventilasi rumah yang buruk, kebiasaan merokok di dalam rumah, serta daya tahan tubuh menurun menjadi pemicu utama kasus ISPA,” jelasnya.
Untuk menekan penyebaran ISPA, Dinas Kesehatan Denpasar telah melakukan sejumlah langkah, seperti Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat, serta menggalakkan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat umum.
Selain itu, fasilitas kesehatan di Denpasar juga dinilai cukup siap menghadapi lonjakan pasien. “Ketersediaan obat-obatan dan layanan di seluruh fasilitas kesehatan di Kota Denpasar masih mencukupi,” tegasnya.
Anak-anak dan lansia menjadi kelompok paling rentan terhadap ISPA. Karena itu, Dinkes Denpasar mengimbau masyarakat untuk disiplin menerapkan langkah-langkah pencegahan, antara lain rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menghindari menyentuh wajah sebelum mencuci tangan. Menggunakan masker, menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk, menjaga kebersihan lingkungan, mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga teratur, dan menghindari asap rokok.
Sementara itu, terkait faktor eksternal seperti polusi udara, Dinas Kesehatan Denpasar mengakui belum ada kerja sama khusus dengan instansi lain seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau BPBD. “Belum ada kerja sama secara langsung terkait penanganan ISPA akibat faktor eksternal seperti kualitas udara,” jelasnya.
Dinas Kesehatan Denpasar kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca, menjaga kebersihan lingkungan, serta menerapkan pola hidup sehat agar tidak mudah tertular penyakit pernapasan.(Dika/balipost)