Air sungai Candigara meluap dan masuk ke rumah-rumah warga, saat bencana banjir, Rabu (11/9). (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Banjir besar menimpa sejumlah tempat di Bali, Rabu (10/9). Banjir terparah terjadi di Denpasar.

Sejumlah fasilitas publik, seperti pasar hingga jalan terendam air dengan ketinggian bervariasi. Bukan hanya merendam rumah warga dan fasilitas publik, bencana kali ini juga menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit, yakni 17 orang.

Kini, sejumlah komponen masyarakat bersama pemerintah, TNI/Polri fokus pada pembersihan sisa banjir yang terjadi di Pasar Badung, Kumbasar dan juga di lokasi yang terjadi bangunan amblas di Jalan Sulawesi. “Kita juga melibatkan OPD untuk membersihkan kawasan heritage kita, Jalan Gajah Mada, Jalan Sumatra, Sulawesi dan juga Hasanudin,” ujar Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Kamis (11/9).

Baca juga:  Bangli Dilanda Pohon Tumbang dan Longsor, Satu Sedan di Garasi Ringsek

Ada sekitar 800 orang ASN Pemkot, TNI/Polri yang dikerahkan untuk membersihkan dua pasar ikonik di Denpasar itu. Ia berharap, sesegera mungkin dapat melakukan langkah-langkah recovery pascabencana banjir.

Sementara pedagang diperkirakan dapat kembali berjualan 2-3 hari lagi karena basemen pasar Badung masih tahap penyedotan karena status tanggap darurat masih berlaku hingga 7 hari dari kemarin Rabu (10/9. “Mudah-mudahan 7 hari ini bisa selesai, kalau belum, kita bisa perpanjang lagi. Mudah-mudahan Denpasar bisa pulih kembali,” ujarnya.

Sementara itu, dari Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI menyebutkan, sebagai salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, banjir sudah menjadi hal yang umum apabila musim hujan datang, terutama di beberapa daerah yang minim resapan air. Secara definisi, banjir merupakan sebuah keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah yang besar.

Baca juga:  Polda Ungkap Penimbun BBM Bersubsidi, Ribuan Liter Bio Solar Diamankan

Dengan penyebab yang cukup kompleks, penyelesaian permasalahan banjir di tengah masyarakat harus mendapatkan perhatian khusus dari seluruh elemen.

Selain dapat menjadi sumber penyakit, banjir yang menggenangi rumah warga juga akan memberikan dampak secara fisik, seperti terganggunya mobilitas, bangunan yang rusak, hingga memakan korban jiwa akibat dari aliran air yang deras, maupun reruntuhan bangunan.

Meski biasanya banjir berlangsung tidak lama, surutnya banjir yang menggenangi suatu daerah tidak bisa serta merta dianggap selesai, karena terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan oleh masyarakat pasca terjadinya banjir, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Secepatnya membersihkan rumah dan halaman dari sisa air banjir, lumpur dan sampah.
  • Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular, lipan, hingga nyamuk yang terbawa aliran banjir.
  • Segera gunakan persediaan air bersih untuk mengurangi risiko diare.
  • Gunakan antiseptik untuk membunuh kuman-kuman penyakit
  • Selalu waspada terhadap potensi banjir susulan.
  • Waspada terhadap aliran listrik dan gas yang ada di dalam rumah.
Baca juga:  Stok dan Produksi Beras Diklaim Cukup 2 Bulan

Dengan memperhatikan beberapa tips pascabanjir di atas, diharapkan mampu meningkatkan kewaspadaan kita terhadap hal-hal yang tidak diinginkan pascabanjir terjadi.

Tetap waspada dan segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan yang tidak terdampak, untuk segera mendapatkan pelayanan dan penanganan secara cepat dan tepat. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN