
JAKARTA, BALIPOST.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya menghadirkan asupan bernutrisi bagi anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui, tetapi juga membuka peluang kerja bagi warga sekitar dapur.
Di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Khusus Palmerah, Jakarta Barat, misalnya, sekitar 40 orang kini bekerja di dapur MBG. Mereka terdiri dari 9 juru masak, 9 juru porsi, 16 pencuci ompreng, 1 petugas kebersihan, 4 pengemudi, dan 1 petugas keamanan.
Niki, salah seorang pekerja di SPPG Palmerah, mengaku sangat terbantu dengan adanya lapangan kerja baru dari program MBG. Ia sempat menganggur setelah kontraknya sebagai Sales Promotion Girl (SPG) pakaian habis.
Kini, ia mendapat kesempatan kembali bekerja sekaligus menjadi tulang punggung keluarga.
“Saya dulu SPG di toko pakaian. Karena kontraknya habis, saya ditawari kerja di sini kan. Senang lah pastinya, suasana kerjanya juga asyik,” tutur Niki yang kini bertugas sebagai juru porsi, saat ditemui di lokasi dapur pekan ini,
Baginya, program MBG bukan hanya memberi penghasilan, tetapi juga rasa bangga karena bisa ikut menyediakan makanan sehat untuk anak-anak dan ibu-ibu. “Semoga aja berkelanjutan dari tahun ke tahun. Ini membantu banget buat pekerja yang tadinya nganggur. Karena jujur aja, cari kerja di Jakarta susah,” ungkapnya.
Menurut Niki, manfaat MBG juga langsung dirasakan masyarakat. “Ini membantu perekonomian pastinya. Mungkin buat yang duitnya kurang, dengan anaknya dapat makan gratis di sekolah kan jadi lebih irit. Uangnya bisa dipakai untuk keperluan lain,” tambahnya.
Manfaat program MBG juga dirasakan langsung oleh para siswa. Zakaria Judipa, siswa kelas 12 SMK 17 Jakarta, menuturkan orang tuanya sangat gembira saat ia bercerita sudah mendapat makan bergizi gratis di sekolah.
“Makan bergizi gratis ini sangat membantu karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk membawakan bekal untuk saya. Terus ini juga membantu menghemat uang jajan,” kata Zakaria.
Febi Zahara, siswi kelas 12 di sekolah yang sama, turut merasakan hal serupa. Sebelum ada MBG, ia jarang membawa bekal karena ibunya sibuk mengurus adiknya yang masih kecil.
“Mama saya bahagia sekali saat saya cerita kalau di sekolah sudah ada makan bergizi gratis. Jadi mama saya tidak perlu repot-repot lagi nyediain bekal untuk saya,” ucap Febi.
Menurutnya, menu MBG juga jauh lebih bernutrisi dibanding bekal dari rumah. “Kalau bekal dari rumah kan paling cuma nasi sama lauk aja. Kalau MBG bisa empat sehat lima sempurna,” selorohnya sambil tersenyum. (*)