
GIANYAR, BALIPOST.com – Cuitan seorang wisatawan di medsos terkait pengalaman liburannya di Ubud, Gianyar, Bali, sebagai wisatawan yang ingin bersenang-senang, tetapi malah bersedih karena putrinya digigit monyet, dan harus membayar pengobatan sampai Rp 69 juta, membuat pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gianyar melakukan penelusuran.
Dengan membentuk Tim, prosedur dan penanganan kesehatan terhadap wisatawan atas nama Lorena yang digigit monyet di Monkey Forest dilakukan. Hasilnya, telah memenuhi prosedur kesehatan.
“Penanganan pelayanan kesehatan dari Klinik yang menangani wisatawan tersebut telah sesuai dengan pedoman yang digunakan secara internasional dari WHO,” katanya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Nyoman Ariyuni, Senin (22/9).
Pengakuannya, Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar bersama UPTD Puskesmas Ubud I melakukan penelusuran terhadap pelayanan kesehatan yang diperoleh wisatawan tersebut. Awal penelusuran dilakukan pada pelayanan kesehatan Klinik Monkey Forest Ubud.
Diketahui, memang ada kejadian wisatawan tergigit monyet pada tanggal 10 September 2025, sekitar jam 1 siang, sesuai dengan pemantauan CCTV, dengan luka gores di leher. Pelayanan kesehatan telah diberikan dengan tatalaksana penanganan luka sesuai SOP dengan pengobatan sesuai indikasi.
Petugas kesehatan Monkey Forest telah menyampaikan bahwa monyet di area Monkey Forest aman, bebas dari penyakit rabies, tidak membutuhkan pelayanan kesehatan Vaksin Anti Rabies (VAR), maupun Serum Anti Rabies (SAR). Saat itu wisatawan menerima penjelasan tersebut.
Penelusuran selanjutnya, Tim mengunjungi sebuah klinik di kawasan Ubud yang memberikan pelayanan kesehatan pada wisatawan yang tergigit monyet tersebut. Pihak Klinik membenarkan telah memberikan pelayanan kesehatan kepada wisatawan tersebut, termasuk pemberian VAR maupun SAR serta pengobatan lainnya.
Menurut pengelola Klinik, ada perbedaan dalam pemberian SAR, dimana pada media sosial diinformasikan 6 Vial, namun berdasarkan data yang dikirim oleh pengelola klinik, wisatawan yang tergigit monyet tersebut, memperoleh 4 Vial SAR berdasarkan berat badannya yaitu 53,4 Kg (1 Vial Human Immunoglobin Rabies untuk 15 kg berat badan), disamping memperoleh antiviral dan krim antibiobotik, karena luka pada pasien termasuk resiko tinggi yaitu luka pada leher (dekat kepala). Jadi biaya yang dibayarkan lebih rendah dari biaya yang dicantumkan di media sosial.
“Hasil penelusuran, seluruh pelayanan kesehatan Pengelola klinik telah sesuai dengan pedoman yang digunakan secara internasional dari WHO dan telah disetujui oleh wisatawan,” jelas Nyoman Ariyuni. (Wirnaya/Balipost)