Dokter Putu Arya Nugraha, Sp.PD. (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Direktur RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha, Sp.PD, resmi dibebastugaskan dari jabatannya terhitung mulai 2 September 2025. Keputusan ini diambil lantaran dengan sejumlah pertimbangan. Untuk sementara, posisi direktur diisi oleh pelaksana tugas, yakni dr. I Ketut Suteja.

Bupati Buleleng, dr I Nyoman Sutjidra, Sp.OG, saat dikonfirmasi, Senin (8/9), membenarkan bahwa dr. Arya dibebastugaskan dari jabatan Direktur RSUD Buleleng. Alasannya, agar yang bersangkutan dapat fokus menyelesaikan pendidikan. Untuk diketahui, dr. Arya tengah melanjutkan pendidikan subspesialis di bidang reumatologi autoimun, yang memerlukan kehadiran penuh di Denpasar.

“Pendidikan subspesialis itu menuntut waktu dan konsentrasi penuh. Sekolahnya di Denpasar, jadi tidak mungkin menjalankan tugas sebagai direktur secara optimal. Makanya sementara dijabat oleh Plt, sampai ada penetapan pejabat definitif,” ujar Bupati Sutjidra.

Baca juga:  Warga Bondalem akan Kembali Dites Swab, Ini yang Disasar

Penetapan direktur definitif RSUD Buleleng, lanjut Sutjidra, akan dilakukan bersamaan dengan proses mutasi yang direncanakan pada akhir September 2025. Proses ini tetap mengacu pada sistem meritokrasi dan manajemen talenta, dengan asesmen ketat oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) serta pertimbangan teknis dari BKPSDM dan BKN. “Kandidatnya bisa lebih dari satu, tapi semua wajib melalui proses asesmen,” ujar Sutjidra.

Diwawancarai terpisah, dr Putu Arya Nugraha mengakui bahwa dirinya telah menjalani pendidikan subspesialis selama satu semester, sembari tetap menjalankan tugas sebagai direktur. Namun, seiring meningkatnya intensitas pendidikan, ia menerima surat resmi pembebastugasan dari Pemerintah Kabupaten Buleleng.

Baca juga:  RSUD Buleleng Diusulkan Jadi Rujukan Regional Nasional

“Saya sudah satu semester sekolah sambil tetap bekerja. Tapi kemudian mendapat surat pembebastugasan karena fokus pendidikan. Sebagai bagian dari pemkab, saya mengikuti keputusan pimpinan,” jelas dr. Arya.

Ia menjelaskan, keputusannya melanjutkan pendidikan merupakan bagian dari dorongan Kementerian Kesehatan dan RSUP Sanglah sebagai rumah sakit pengampu, untuk memperkuat kompetensi SDM di rumah sakit daerah. “RSUD Buleleng sedang dipersiapkan menjadi rumah sakit tipe A dan rumah sakit pendidikan utama Fakultas Kedokteran Undiksha. Kalau tidak ada dokter yang melanjutkan pendidikan ke jenjang subspesialis, kita bisa disorot pusat. Awalnya saya dorong teman-teman, tapi belum ada yang siap. Maka saya ambil inisiatif untuk mulai duluan,” jelasnya.

Baca juga:  Hari Pertama Berlakunya Jam Malam Banyak Sengaja Melanggar! Ini Kata Satpol PP

Langkah dr. Arya ini dinilai strategis mengingat kebutuhan akan dokter subspesialis di RSUD Buleleng masih cukup tinggi. Beberapa posisi yang belum terpenuhi antara lain spesialis bedah anak dan bedah jantung, yang sangat dibutuhkan untuk menunjang fasilitas cath lab yang sudah tersedia.

Selain kebutuhan SDM, RSUD Buleleng juga tengah menghadapi sejumlah pekerjaan rumah untuk meningkatkan mutu layanan, seperti pengadaan alat MRI, peremajaan gedung, hingga penambahan dokter spesialis lainnya.

“Kalau mau jadi rumah sakit rujukan regional, kita harus siapkan semua, dari sisi SDM hingga sarana prasarana. Pendidikan ini bagian dari komitmen saya untuk mendorong kualitas rumah sakit ke level yang lebih tinggi,” tutup dr Arya. (Komang Yudha/balipost)

BAGIKAN