TABANAN, BALIPOST.com – Majelis Desa Adat (MDA) Kecamatan Tabanan menaruh perhatian serius pada penanganan sampah berbasis sumber.

Salah satu langkah yang kini mulai digerakkan adalah penerapan teba modern oleh masing-masing desa adat, sebagai upaya mengolah sampah organik agar tidak menumpuk dan berakhir ke TPA.

Ketua MDA Kecamatan Tabanan, I Gusti Ngurah Gede Siwa Genta, mengatakan bahwa gerakan ini sekaligus mendukung kebijakan pemerintah daerah dalam mengatasi persoalan sampah. Pihaknya mendorong seluruh desa adat untuk tidak hanya mengandalkan pengangkutan ke TPA, tapi mulai melakukan pengolahan sejak dari sumbernya.

Katanya pada, Jumat 22 Agustus 2025, teba modern adalah salah satu inovasi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat adat.

Baca juga:  Ratusan Siswa SMP di Buleleng Tak Bisa Baca Tulis, Disdikpora Sebut Karena 5 Faktor Ini

Selain mendorong pemanfaatan teba modern, belum lama ini seluruh bendesa adat se-Kota Tabanan juga diajak langsung menyaksikan pengolahan sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) alternatif di Desa Denbantas, Tabanan.

Menurut mantan Bendesa Adat Kota Tabanan ini, kunjungan tersebut memberikan wawasan baru kepada para bendesa terkait teknologi tepat guna yang bisa diterapkan sesuai potensi wilayah masing-masing.

Di sana para bendesa adat Kecamatan Tabanan melihat langsung proses mengubah sampah plastik menjadi BBM yang dilakukan melalui pirolisis atau penguraian plastik pada suhu tinggi.

Dari proses ini, setidaknya mampu menghasilkan tiga jenis BBM: solar, minyak tanah, dan bensin. Proses diawali dengan memilah sampah plastik.

Baca juga:  Desa Adat Bukit Galah Lestarikan Tradisi Patus

Jenis plastik seperti PET, VVC, dan PC dipisahkan karena tidak cocok untuk pirolisis dan dikumpulkan untuk dijual ke pengepul plastik. Setelah dipilah, plastik yang bisa diurai dimasukkan ke dalam reaktor dan dipanaskan hingga meleleh menjadi gas.

Gas ini kemudian dialirkan ke desilator dan diubah menjadi cairan. Hasil akhirnya bisa berupa solar, minyak tanah atau bensin, tergantung pada suhu pengembunan.

Kata Siwa Genta, pihaknya ingin para bendesa adat melihat secara langsung bahwa sampah, khususnya plastik, masih memiliki nilai guna jika dikelola dengan baik.

Di Denbantas sudah ada alat yang mampu mengolah plastik menjadi bahan bakar minyak. Ini inspirasi yang bisa direplikasi ke desa adat lain.

Baca juga:  Desa Adat Sesetan Gelar Metatah Massal

MDA Kecamatan Tabanan menegaskan, peran desa adat sangat strategis dalam menggerakkan masyarakat, terutama dalam perubahan pola pikir terkait pengelolaan sampah. Dengan adanya sinergi desa adat, pemerintah desa, dan masyarakat, diharapkan pengolahan sampah berbasis sumber benar-benar berjalan optimal.

Jika semua desa adat konsisten menjalankan pengolahan berbasis sumber, baik sampah organik dengan teba modern maupun sampah plastik dengan teknologi sederhana, maka beban TPA akan jauh berkurang. Ini sekaligus menjaga kebersihan lingkungan kita bersama. (Puspawati/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN