
SINGARAJA, BALIPOST.com – Dinas Kebudayaan (Disbud) Buleleng mulai mengumpulkan sejumlah koleksi topeng dari berbagai sanggar seni yang ada di Buleleng. Puluhan topeng ini akan dipamerkan pada ajang Buleleng Festival (Bulfest) 2025 yang berlangsung 18–23 Agustus mendatang.
Hingga Kamis (14/8), tercatat 88 topeng dari berbagai koleksi sanggar dan seniman sudah dipastikan akan menghiasi ruang pameran di Ruang Rapat Rumah Jabatan Bupati Buleleng.
Pameran ini menjadi salah satu agenda inti Bulfest tahun ini dengan tema “The Mask History of Buleleng” atau Topeng Leluhur, Jiwa Buleleng.
Selain topeng, pengunjung juga akan disuguhkan lukisan, foto, dan seminar bertema topeng dengan narasumber Prof. Bandem, tokoh seni kenamaan Bali.
Kepala Disbud Buleleng I Nyoman Wisandika Kamis (14/8) mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah sanggar untuk meminjam koleksi topeng. Beberapa di antaranya adalah Sekaa Wayang Wong Guna Murti Tejakula, koleksi topeng maestro almarhum Nyoman Suma Argawa, koleksi Disbud Buleleng, serta Sanggar Tri Bhuana Giri Banyuatis.
“Dari Sekaa Wayang Wong Guna Murti Tejakula, kami diizinkan meminjam 28 topeng. Koleksi di Disbud ada 9 buah, dari almarhum Pak Suma Argawa 8 topeng, dan wayang wong desa banyuatis ada 23 buah, nda topeng dari Jro Ucik ada 20 buah,” jelas Wisandika.
Topeng yang akan dipamerkan sebagian besar adalah topeng karakter wayang wong, bondres, serta karya khas Buleleng milik almarhum Suma Argawa seperti topeng barong singa, tapel rangda, dan topeng jatayu.
Selain pameran, Disbud juga telah menyiapkan tiga zona pementasan seni di Bulfest 2025, Zona A di panggung utama depan Tugu Singa Ambara Raja akan menghadirkan kesenian tradisional dan modern. Salah satunya tari massal Magrumbungan melibatkan 150 penari yang menari sepanjang Jalan Ngurah Rai, dari depan Kantor BPKPD Buleleng hingga Simpang Tiga Jalan Yudistira. Pada pembukaan Senin (18/8), juga akan ditampilkan Tari Kembang Deeng dengan 25 penari.
Zona B di Sasana Budaya menampilkan gong kebyar legendaris seperti Gong Kebyar Tejakula, Desa Bontihing, Menyali, Lemukih, Jagaraga, dan Gong Kebyar Eka Wakya Banjar Paketan. Ada pula Angklung Kebyar Sanggar Suara Mustika, Sekaa Angklung Desa Ambengan, serta Drama Gong Nong-Nong Kling Banyuning yang akan membawakan cerita Sampik Ingtai.
Zona C di Puri Kanginan Singaraja khusus untuk seni klasik, antara lain Prembon, Arja Sari Mekar, Gambuh Anturan, Joged, dan sendratari Jaya Prana & Layon Sari oleh tim Disbud Buleleng. “Kita dari dulu memang sudah dibagai seperti ini zonanya. Bulfest kali ini pun sama dalam hal pembagian zonanya,”tutup Wisandika. (Yudha/Balipost)