Ketua DPRD Badung, I Gusti Anom Gumanti. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Ketua DPRD Badung, I Gusti Anom Gumanti mendukung keputusan Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa untuk menunda pengadaan insinerator. Menurutnya, langkah tersebut tepat karena diambil dengan penuh pertimbangan.

“Contoh kemarin Pak Bupati bilang bahwa insinerator ini sudah kita anggarkan, cuma belum di-klik. Nah, Pak Bupati juga tidak ingin sembrono ketika mengambil sebuah keputusan. Supaya enggak nanti datang alat, nggak menyelesaikan masalah, takut juga kita,” ungkap Anom Gumanti usai memimpin rapat paripurna DPRD Badung, Senin (11/8).

Menurutnya, permasalahan sampah di Kabupaten Badung hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah yang belum tuntas. Meski puluhan TPS 3R dan TPST Mengwitani, Mengwi, telah beroperasi, persoalan ini tetap menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah.

Baca juga:  Seribuan Pelamar CPNS di Denpasar Tak Lolos Administrasi

Dalam hal ini, penyelesaian masalah sampah tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif masyarakat. Ia pun mengimbau agar warga mulai memilah sampah dari rumah sebelum diangkut ke TPST Mengwitani.

“Ini saran saya, karena saya bukan eksekutor ya. Semua hal kami sudah dorong eksekutif untuk melakukan langkah-langkah. Yang sekarang ini dibutuhkan langkah taktis untuk penanganan sampah,” ujar Anom Gumanti.

Baca juga:  2017 Berakhir, Belasan Ranperda Badung Belum Tuntas

Komunikasi dengan desa adat juga perlu diperkuat, sejalan dengan program Pemprov Bali yang mendorong pengolahan sampah berbasis sumber. Jika dibutuhkan peralatan tambahan, pihaknya siap mendukung anggaran melalui DPRD. “Kami siap untuk mendukung anggarannya di DPRD,” ucap politisi asal Kuta tersebut.

Lebih lanjut, ia menilai kunci utama penanganan sampah ada pada kesadaran masyarakat. Sampah yang masuk ke TPST Mengwitani sebagian besar masih tercampur, sehingga menghambat proses pengolahan. “Jadi sebenarnya penanganan di (TPST) Mengwi, supaya saya tidak salah komentar, itu kalau seandainya sampah ini sudah bisa dipilah dari rumah tangga, semestinya sudah mampu yang TPST Mengwi untuk mengolah itu (sampah),” jelasnya.

Baca juga:  Ini, Tanggapan ForBALI Soal Pernyataan Pemprov Bali

Menanggapi pertanyaan soal kurangnya sosialisasi, Anom Gumanti menepis hal tersebut. Menurutnya, bukan sosialisasi yang kurang, melainkan kesadaran bersama yang harus dibangun. “Ya saya nggak menyatakan sosialisasinya kurang. Jadi begini, artinya kalau nggak kita mulai bersama-sama, nggak akan mungkin bisa teratasi,” paparnya. (Parwta/balipost)

BAGIKAN