
TABANAN, BALIPOST.com – Daya Tarik Wisata (DTW) Alas Kedaton, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, berencana menaikkan tarif tiket khusus wisatawan asing pada awal 2026 mendatang. Sebelum kebijakan ini diberlakukan, pihak pengelola akan melakukan sosialisasi selama tiga bulan kepada pemandu wisata, asosiasi perjalanan wisata (ASITA), dan pemangku kepentingan lainnya.
Menurut Bendesa Adat Desa Kukuh Marga, I Gusti Ngurah Arta Wijaya, langkah ini diambil karena harga tiket di Alas Kedaton dinilai paling rendah dibandingkan objek wisata serupa.
“Jangan membandingkan yang di ubud sudah ratusan ribu tiketnya, contoh saja di Sangeh harga tiket sudah Rp75 ribu. Kenaikan ini juga dorongan dari para pemandu wisata. Kalau tarif terlalu rendah, sulit mencari sumber dana untuk pakan monyet,” ujarnya, Minggu (10/8).
Rencana kenaikan tiket berlaku untuk wisatawan asing, dari tarif dewasa sebelumnya Rp30 ribu menjadi Rp70 ribu, sedangkan anak-anak dari Rp20 ribu menjadi Rp60 ribu. Tarif untuk wisatawan domestik belum diputuskan. Selain untuk biaya operasional dan pakan satwa, sebagian pendapatan juga akan dialokasikan untuk pemandu wisata dan kas desa sebagai pengelola.
Kenaikan tarif ini menjadi yang pertama sejak 2012. Seiring peningkatan harga tiket, pengelola berencana melakukan penataan kawasan, termasuk menambah fasilitas penunjang seperti spot swafoto, coffee shop, hingga mempercantik pintu masuk dengan patung kera berukuran besar sebagai ikon baru DTW Alas Kedaton. Beberapa rencana tersebut diharapkan dapat terealisasi melalui dukungan modal dari LPD setempat maupun bantuan CSR pihak swasta.
Alas Kedaton selama ini menjadi tujuan favorit wisatawan asing, khususnya dari Eropa, dengan puncak kunjungan pada Juli–September. Hari biasa, kunjungan hanya 40–50 orang, namun belakangan meningkat hingga lebih dari 100 orang per hari.
“Kami berharap awal 2026 target kenaikan tarif ini bisa terwujud, sekaligus meningkatkan kualitas kawasan agar wisatawan mendapat pengalaman yang lebih baik,” tutup Arta Wijaya. (Puspawati/Balipost)