
MANGUPURA, BALIPOST.com – Beredarnya informasi terkait beras oplosan, Polres Badung dan jajarannya gencar melakukan upaya antisipasi. Selain itu pengawasan terhadap lima tempat penggilingan padi diawasi, termasuk pasar tradisional dan modern.
PS Kasubsipenmas Sihumas Polres Badung, Aiptu Ni Nyoman Ayu Inastuti, Jumat (26/7) menjelaskan hasil koordinasi Satreskrim secara rutin melakukan pengecekan ke tempat penjualan beras baik pedagang modern dan tradisional. Selain itu melakukan pengecekan ke Bulog Badung dan tempat penggilingan padi.
“Jika dilihat dari kemasan luar, perlu membuka kemasan untuk beras premium warna terlihat lebih putih bersih dan bulir beras utuh sempurna. Sedangkan untuk beras oplosan (campur dengan beras kualitas lebih rendah) warnanya lebih pucat dan bulir beras tidak sempurna,” ujarnya.
Menurut Aiptu Ayu, beras asli biasanya memiliki tekstur yang lebih keras dan tidak terlalu rapuh. Sementara beras oplosan mungkin lebih rapuh atau memiliki tekstur yang tidak merata.
Selain itu beras asli memiliki bau yang lebih alami dan segar. Sedangkan beras oplosan mungkin memiliki bau yang tidak enak atau kimia serta rasanya pahit.
Polres Badung melaksanakan pengecekan rutin di wilayah penggilingan pagi yang ada di wilayah Badung secara berkala. Termasuk melaksanakan pendataan dan mengecek stok ketersediaan gabah yang ada di penggilingan.
“Berhati-hatilah saat membeli beras, pastikan kualitas dan keasliannya. Periksa label beras untuk memastikan informasi tentang asal, jenis, dan kualitas beras. Jangan membeli beras dari penjual yang tidak terpercaya atau tidak jelas asal-usulnya. Jika mengetahui ada indikasi beras oplosan, segera laporkan kepada pihak berwajib atau dinas terkait,” ucapnya. (Kerta Negara/balipost)