Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan (Wamen KKP), Didit Herdiawan Ashaf saat membahas tahapan pembangunan PPN Pengambengan bersama Wagub Giri Prasta, Kamis (24/7). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Proyek pembangunan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan di Jembrana akan mulai dibangun pada November 2025. Proyek ini mengantongi nilai investasi sebesar Rp1,2 triliun dan akan didanai oleh Islamic Development Bank (IDB).

Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan (Wamen KKP), Didit Herdiawan Ashaf mengungkapkan PPN Pengambengan yang masuk PSN ini akan menjadi pelabuhan perikanan terintegrasi lengkap dengan pasar ikan internasional.

Dikatakan, pemerintah membaginya menjadi 3 area, yaitu kawasan perkantoran 5,2 ha, area kapal kecil dan bisnis 6 ha, dan kawasan industri 24,8 ha. Proyek ini mengantongi nilai investasi sebesar Rp1,2 triliun dan akan didanai oleh IDB.

Dana tersebut merupakan bagian dari total pendanaan sebesar Rp1,6 triliun yang disiapkan IDB untuk pengembangan pelabuhan perikanan di Indonesia. Dari jumlah tersebut, Rp1,2 triliun dialokasikan untuk PPN Pengambengan dan Rp400 miliar untuk pelabuhan di Cirebon.

Pembangunan pelabuhan ini diproyeksikan rampung dalam 3 tahun dan ditargetkan selesai pada 2028. Setelah beroperasi penuh, Pelabuhan Pengambengan akan mengambil alih seluruh aktivitas perikanan dari Pelabuhan Benoa.

Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah menjadikan Benoa sebagai Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), yakni pusat pariwisata maritim untuk kawasan Indonesia Timur.

Berdiri di Lahan Seluas 80 Hektare

Pelabuhan Pengambengan akan berdiri di atas lahan seluas lebih dari 80 hektar. Di dalamnya akan tersedia zona industri pengolahan ikan, pasar ikan modern, area dermaga yang mampu menampung ribuan kapal, serta ruang usaha bagi pelaku UMKM di Jembrana.

Baca juga:  Nasional Tambah Kasus COVID-19 Lampaui 1.800 Orang

Didit menekankan bahwa pelabuhan ini akan menjadi kawasan sentral perikanan yang terintegrasi, dari hulu hingga hilir, dalam satu wilayah terpadu.

Dari sisi produksi, KKP menargetkan peningkatan signifikan. Kapasitas produksi ikan di Bali ditargetkan melonjak dari 16.300 ton per tahun menjadi 124.000 ton.

Peningkatan ini juga diharapkan berdampak pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dari Rp48 miliar menjadi Rp104 miliar.

“Yang terpenting ekonomi Jembrana akan hidup, karena pelabuhan ini akan menyerap 25.000 tenaga kerja. Kami minta Pemprov dan Pemda menyiapkan tenaga kerja lokal sehingga dampak ekonominya ke masyarakat lokal akan cukup besar,” jelas Didit saat sosialisasi, di Kantor Gubernur Bali, Kamis (24/7).

Ia juga menyampaikan bahwa meningkatnya kebutuhan tempat tinggal sementara seperti kos atau kontrakan menjadi peluang bagi warga Jembrana. Masyarakat lokal juga akan diberi prioritas untuk mengelola usaha kecil dan menengah (UMKM) di area pelabuhan.

Dirancang Jadi Destinasi Wisata

Tak hanya berfungsi sebagai pusat industri perikanan, Pelabuhan Pengambengan juga dirancang menjadi destinasi wisata. Nantinya, wisatawan mancanegara maupun domestik dapat mengunjungi pasar modern di area pelabuhan untuk membeli ikan segar. Pasar tersebut akan dibuat bersih dan bebas bau, sehingga tetap nyaman bagi pengunjung.

Baca juga:  Motor Terperosok di Got, Pengendara Tak Pakai Helm Tewas

Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, menyambut baik proyek ini. Ia menyatakan, keberadaan Pelabuhan Pengambengan akan memperkuat posisi Bali sebagai daerah unggulan sektor perikanan. Giri menyebutkan bahwa Bali memiliki komoditas laut unggulan seperti tuna, yang sangat diminati pasar internasional.

Giri Prasta menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur pendukung di darat, terutama untuk memperlancar mobilitas distribusi hasil laut. “Kami siap terus berkoordinasi untuk pembangunan Pelabuhan ini, karena dampaknya sangat besar bagi ekonomi Bali,” kata Giri Prasta.

Giri Prasta mengatakan pelabuhan perikanan yang dikenal dengan Pelabuhan Benoa secara bertahap akan dipindah ke Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan Jembrana.

“Kami ingin menyampaikan bahwa di Benoa itu kemungkinan akan dijadikan baharinya dalam sektor pariwisata, maka kami menyambut baik sekali, ke depan ini akan ada pergeseran pelabuhan ikan ke PPN ini,” ujar Giri Prasta.

Pusat Maritim Indonesia Timur

Wagub Bali menjelaskan setelah kapal-kapal ikan di Pelabuhan Benoa dipindah ke Kabupaten Jembrana, maka pelabuhan di Kota Denpasar itu akan diubah menjadi pusat maritim bagi wilayah Indonesia Timur.

Baca juga:  Ditanya Kesiapan Jadi Orang Pertama Divaksinasi COVID-19, Sembari Tertawa Giri Prasta Jawab Ini

“2025 November ini kita bergerak pembangunan di Jembrana, jadi nanti di Benoa ini menjadi pariwisata, pusat maritimnya wilayah Indonesia Timur, saya kira konsep ini bagus untuk pemerataan ekonomi,” sambungnya.

Dari tahapan yang dirancang Kementerian Kelautan dan Perikanan, diketahui kapal-kapal tersebut akan mulai dipindahkan tahun 2026 dengan target 2028 seluruh kapal sudah beroperasi di PPN Pengambengan.

Pemprov Bali meminta agar nantinya sumber daya manusia lokal mendapat tempat strategis dan tidak hanya menjadi penonton di pelabuhan perikanan terintegrasi yang baru.

Dari proyeksi kementerian bahwa akan ada 25.000 lapangan kerja baru di Jembrana, Wagub Giri menargetkan sebanyak-banyaknya masyarakat lokal bisa bekerja disana. Begitu pula di Pelabuhan Benoa yang akan menjadi pusat maritim agar menerima UMKM lokal untuk bekerja di sana.

“Saya kira Bali tidak akan kekurangan sdm, kami sudah minta dengan Pelindo juga yang ada di Pelabuhan Benoa agar ke depan UMKM kita harus diterima dengan baik, masyarakat Bali harus menjadi tuan di rumah sendiri,” ujar Wagub Giri.

Dengan akan dipindahkannya pelabuhan perikanan ke Jembrana, Pemprov Bali mengajukan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan agar mempertimbangkan kesiapan infrastruktur darat maupun laut termasuk kesiapan sistem pendeteksi dini untuk tsunami. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN