
NEGARA, BALIPOST. com – Sistem tilang elektronik (ETLE) menunjukkan hasil mencolok selama pelaksanaan Operasi Patuh Agung 2025 di wilayah hukum Polres Jembrana. Dalam kurun 14–17 Juli 2025, jumlah pelanggaran yang terekam ETLE jauh melampaui tilang manual.
Berdasarkan data resmi Satlantas Polres Jembrana, total pelanggaran yang terekam kamera ETLE mencapai 120 kasus, dengan dominasi pelanggaran berupa tidak mengenakan sabuk keselamatan terekam 96 pelanggaran. Sementara pelanggaran pengendara sepeda motor tanpa helm tercatat sebanyak 24 kasus.
Sebagai perbandingan, penindakan melalui tilang manual tercatat hanya 32 pelanggaran, terdiri dari melawan arus (4), tanpa helm (15), pelanggaran TNKB (6) dan kelengkapan kendaraan (7). Selain itu, ada 75 pengendara yang hanya diberikan teguran.
Kasat Lantas Polres Jembrana IPTU Aldri Setiawan, mengatakan Operasi Patuh Agung 2025 mengusung pendekatan humanis dan edukatif, di samping penindakan. Kehadiran teknologi ETLE menjadi penopang penting dalam mengawasi dan merekam pelanggaran tanpa harus interaksi langsung di lapangan. Aldri seusai memimpin kegiatan sosialisasi di Jalan Ngurah Rai, Jumat (18/7) menambahkan dengan tren pelanggaran yang masih tinggi, khususnya terkait keselamatan pengendara, Satlantas Polres Jembrana mengimbau masyarakat untuk lebih disiplin demi menekan angka kecelakaan di jalan raya.
Dalam kegiatan ini, Subsatgas Dikmas Polres Jembrana membagikan brosur dan stiker sambil mengedukasi langsung para pengendara yang melintas. Edukasi ini, menurut IPTU Aldri, menjadi langkah preventif agar kesadaran masyarakat tumbuh dari dalam.
Operasi terpusat yang digelar Jumat menunjukkan hasil signifikan. Selain berhasil menindak ratusan pelanggar lalu lintas, terpantau juga petugas menindak salah seorang pengendara motor warga negara asing (WNA) asal Australia yang kedapatan tidak mengenakan helm. “Kami juga menindak pengendara kendaraan bermotor yang masih di bawah umur,” kata dia.
Terkait kendaraan ODOL (Over Dimensi Over Load), Aldri menyatakan bahwa saat ini masih dalam tahap sosialisasi. Meskipun truk over dimensi kerap ditemukan, pihaknya hanya melakukan sosialisasi atau teguran simpatik. (Surya Dharma/Balipost)