Kondisi Patung Ganapati di pertigaan Desa Kubutambahan yang masih dipasangi garis polisi. (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Rusaknya patung di pertigaan jalan utama Desa Kubutambahan karena ditabrak truk molen yang juga menewaskan seorang anggota Linmas, Nyoman Budiasa, Minggu (29/6), perlu segera diganti. Sebab, patung itu memiliki arti penting bagi masyarakat Kubutambahan karena dipercaya sebagai pelindung.

Perbekel Desa Kubutambahan, Gede Pariadnyana, Rabu (16/7), mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Gubernur Bali, Wayan Koster untuk meminta bantuan penggantian patung tersebut. Aset patung tersebut berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Bali.

Baca juga:  Beralasan Ini, Pedagang Buah Tuntut Izin Berjualan di Atas Trotoar

“Kami sudah ketemu dengan Gubernur, dan sedang menunggu waktu untuk menghadap Wakil Gubernur (Nyoman Giri Prasta, red) juga. Karena ini sudah menjadi aset provinsi, maka kami serahkan sepenuhnya kepada mereka. Yang jelas, di sana memang harus ada patung pengganti,” jelas Pariadnyana.

Terkait bentuk dan wujud patung yang akan dibangun, hingga kini masih muncul berbagai wacana dari masyarakat. Beberapa menyuarakan keinginan agar dibangun Patung Singa Murti, sementara lainnya mengusulkan Patung Dewa Wisnu Kencana.

Baca juga:  Tiga Kali Percobaan Gagal, KMP Agung Samudra IX Berhasil Dievakuasi ke Pelabuhan Gilimanuk

Namun, ada juga yang berharap agar dikembalikan ke bentuk semula, yakni Patung Ganapati.

“Narasinya memang masih berkembang, tentu banyak pro dan kontra. Tapi nanti kita serahkan ke pihak provinsi yang menentukan. Yang penting segera dibangun,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada ganti rugi dari pihak pengusaha pemilik truk molen yang menabrak patung tersebut. Namun, menurutnya hal itu menjadi urusan antara pihak perusahaan dengan pemerintah daerah.

Baca juga:  Kekosongan Posisi Dubes RI Untuk AS Agar Segera Diisi

Ia juga menyebut, dulu pembangunan itu diperkirakan menghabiskan anggaran sebesar Rp 200 juta.

“Kalau dulu anggarannya sekitar Rp200 juta. Sekarang tentu tergantung kondisi keuangan pemerintah. Yang penting nanti kalau dibangun, benar-benar diperkuat dan diperkokoh agar tidak terulang kejadian serupa,” tegasnya. (Nyoman Yudha/balipost)

 

BAGIKAN