
MANGUPURA, BALIPOST.com – GJ (30), istri Zivan Radmanovic yang meninggal ditembak di Munggu, Mengwi, dijaga ketat pihak kepolisian. GJ masih truma berat karena liburannya berakhir tragedi dan ingin cepat balik ke Australia.
Pahrur Dalimunthe dan Sary Latief, pengacara GJ, Selasa (24/6), menjelaskan, Zivan dan GJ memiliki dua anak kandung berusia 3 tahun serta 9 bulan. Mereka juga memiliki empat anak angkat.
Pahrur menjelaskan, jika pihak keluarga korban mengapresiasi gerak cepat kepolisian Indonesia dan seluruh pihak sehingga kasus ini cepat terungkap.
“Almarhum (Zivan) merupakan penyayang dan ayah terbaik di dunia bagi anak-anaknya. Klien kami (GJ) harus cepat pulang untuk menyampaikan bapaknya meninggal,” ujarnya.
GJ ingin cepat kembali ke Australia sambil membawa jasad suaminya. Jika ada pemeriksaan tambahan agar diberi kemudahan sehingga tidak mempersulit korban, misalnya sidang jarak jauh.
Dituturkan sang pengacara, korban dan istrinya baru pertama kali ke Indonesia dan Bali. Liburan ke Bali merupakan apresiasi korban ke istrinya karena selama ini sibuk mengurus anak-anak.
Selain itu sejak menikah belum bulan madu. Juga dalam rangka merayakan ulang tahun ke-30 GJ.
“Rencana mereka lima hari di Bali. Sebenarnya mereka berat hati karena anaknya masih kecil usia 9 bulan. Mereka tiba di Bali hari Kamis tanggal 12 Juni 2025,” kata Sary.
Setibanya di vila atau TKP, mereka sempat makan malam pada 13 Juni dan balik ke tempatnya menginap pukul 23.00 WITA. Saat mereka tidur, terjadilah penyerangan tersebut. “Istrinya (GJ) sangat trauma. Merayakan ulang tahun dengan jasad suaminya. Kejadiannya sangat cepat,” ungkapnya.
Pahrur menambahkan, Selasa pagi GJ menjalani pemeriksaan psikologis. Hasil pemeriksaan menyatakan psikologis GJ sangat terganggu dan terguncang.
“Untuk motif kasus ini dan dari mana pistol tersebut? Itu wilayah atau wewenang penyidik. Kita persilakan penyidik menyelesaikan tugasnya. Kami nilai penyidik sudah bekerja keras mengungkap ini semua,” tegas Pahrur.
Terkait tembakan tersebut dinilai terencana atau tepat. Sasarannya memang membunuh, bukan asal atau sebatas ingin menganiaya.
Dari lukanya terlihat jelas yaitu terencana untuk melalukan pembunuhan. Pihaknya yakin jika peristiwa sadis ini terorganisir. Pasalnya sebelum dan sesudah menembak, para pelaku menggunakan berbagai moda transportasi untuk menghilangkan jejak.
Selanjutnya mereka kabur keluar negeri tujuannya Kamboja. “Para pelaku ini bukan sembarang karena transportasi cukup mewah. Sebelum kabur ke luar negeri, mereka menginap di hotel mewah, Jakarta. Kami mewakili istri korban menyampaikan terima kasih kepada pihak kepolisian,” ungkapnya.
Pihaknya berharap agar kasus ini diusut tuntas sampai ke akar-akarnya. Selain itu janga sampai terjadi lagi. Termasuk kepemilikan senpi agar ditelusuri sampai pemiliknya. Pasalnya yang dipakai nembak bukan pistol bisa yang dapat dibeli di jalanan. (Kerta Negara/balipost)