Banten jotan. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tradisi banten jotan atau saiban bukan sekadar rutinitas menaruh sesaji kecil yang dilakukan tiap hari oleh umat Hindu.

Di balik rutinitas ini, tersimpan filosofi luhur umat Hindu Bali dalam menjaga harmoni dengan Tuhan, sesama, dan alam.

Inilah lima makna penting di balik tradisi ini dikutip dari berbagai sumber:

1. Ungkapan Syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa

Setelah memasak, umat Hindu menghaturkan sedikit nasi dan lauk dalam banten jotan. Ini menjadi wujud rasa syukur atas anugerah pangan dan kehidupan yang diberikan Tuhan. Makanan yang dinikmati pun menjadi lebih berkah.

Baca juga:  Warga Temesi Tunggu Pernyataan Gubernur Koster Terkait Penolakan Relokasi TPA Suwung ke Temesi

2. Pelaksanaan Yadnya Sesa dalam Panca Yadnya

Banten jotan termasuk Yadnya Sesa, bagian dari lima jenis pengorbanan suci dalam ajaran Hindu. Dilakukan setiap hari dengan tulus ikhlas, yadnya ini mencerminkan keseimbangan antara dunia material dan spiritual.

3. Melatih Rasa Tidak Egois

Tradisi ini mengajarkan bahwa manusia tidak boleh mementingkan diri sendiri. Sebelum makan sendiri, terlebih dahulu kita memberi. Ini merupakan praktik nyata dari filosofi anresangsya dan ambeg para mertha.

Baca juga:  Penyineban Karya Pura Er Jeruk Dipuput Empat Sulinggih

4. Menjaga Keseimbangan dengan Alam dan Makhluk Lain

Banten jotan bukan hanya untuk Tuhan, tapi juga untuk alam dan makhluk lain yang hidup berdampingan dengan manusia. Karena itu, sesajen ini ditempatkan di berbagai sudut rumah seperti dapur, halaman, dan sumur.

5. Menguatkan Kesadaran Spiritual Harian

Dengan melaksanakan jotan tiap pagi, umat Hindu senantiasa diingatkan untuk hidup penuh kesadaran. Tidak hanya makan untuk jasmani, tapi juga memberi makan batin melalui rasa syukur dan pengabdian. (Pande Paron/balipost)

Baca juga:  Kedepankan Kualitas Yadnya Dibandingkan Kuantitas
BAGIKAN