Wakil Gubernur Bali, Nyoman Giri Prasta mewakili Gubernur Bali Wayan Koster membuka secara resmi Paruman/Pasamuhan Agung Mahotama Sabha Kerta Hindu Dharma Nusantara (SKHDN) di Gedung Graha Wiyata Mandala, Manik Mas, kawasan Pura Agung Besakih, Karangasem, Jumat (4/4). (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Wakil Gubernur Bali,  Nyoman Giri Prasta mewakili Gubernur Bali Wayan Koster membuka secara resmi Paruman/Pasamuhan Agung Mahotama Sabha Kerta Hindu Dharma Nusantara (SKHDN) di Gedung Graha Wiyata Mandala, Manik Mas, kawasan Pura Agung Besakih, Karangasem, Jumat (4/4).

Dalam sambutannya, Wagub Giri menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas terselenggaranya Pasamuhan Agung yang dihadiri oleh para Sulinggih se Bali, sebagai wadah untuk menyatukan para Sulinggih se Nusantara dalam menyamakan persepsi sehingga memberikan tuntunan kepada umat Hindu.

“Saya berharap melalui momen ini, para Sulinggih bisa bersatu merancang satu pokok pikiran yang bisa dijadikan sebagai acuan, pedoman, tolak ukur dan panduan dalam membangun Bali secara bersama-sama,” cetus Giri Prasta.

Pembangunan yang dilaksanakan hendaknya tetap dalam bingkai dan tatanan tradisi Hindu Bali, yang telah diwariskan oleh para leluhur Bali secara turun temurun. Dan seyogyanya generasi saat ini sebagai generasi penerus, wajib menjaga dan melestarikan bahasa, sastra, tradisi, adat, seni dan budaya yang adiluhung tersebut.

Baca juga:  Bapak dan Anak Divonis 1,5 Tahun

“Bali dan sejarahnya tidak bisa ditinggalkan, tapi dalam pelaksanaannya bisa dibantu dengan teknologi. Kami pemerintah akan terus hadir untuk mendukung pelestarian warisan leluhur kita, dalam hal pembangunan fisik Parahyangan, pembiayaan pelaksanaan upacara dan upakara, hingga melaksanakan program – program yang mendukung pelestarian dan pengembangan alam, manusia beserta kebudayaan Bali. Sehingga beban masyarakat nantinya akan diringankan, kalau bisa hanya sebatas ngayah menyelesaikan rangkaian upacara dan upakara,” bebernya.

Lebih jauh, Wagub menekankan agar para Sulinggih dalam membuat Bhisama, piteket maupun pertimbangan – pertimbangan agar selalu melibatkan pemerintah dalam membuat keputusan. Untuk menghindari adanya polemik yang terjadi karena perbedaan pemahaman antar sulinggih.

Baca juga:  DTW Pura Agung Besakih Mulai Dikunjungi Wisatawan

“Ini demi umat Hindu, tidak hanya di Bali, tapi juga di Nusantara hingga mancanegara. Semoga melalui momen ini seluruh umat Hindu bisa bersatu dalam satu pedoman, sagilik saguluk salunglung sabayan taka, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja,” pungkas Wagub

Senada dengan Wagub, Dang Dira Rajya SKHDN Pusat, Ida Shri Bhagawan Putra Nata Nawawangsa Pemayun, mengungkapkan bahwa masyarakat Bali wajib menjaga alam Bali beserta isi dan kebudayaannya. Sebab, menurut sejarah yang termuat dalam sastra Hindu, Bali dipercaya sebagai gerbang surga dan pusat peradaban dunia.

Baca juga:  Musim Hujan, 7 Masakan Ini Bisa Jadi Alternatif Usir Dingin

“Para Sulinggih melalui wadah ini menyatukan diri, menyamakan persepsi, sutindih menjaga jagat Bali, berjuang melalui pemikiran yang kami tuangkan melalui piteket – piteket, pengeling – eling, wimba – wimba hingga bhisama sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan dan keagamaan, ditengahnya derasnya tantangan global dan penurunan moral serta nilai – nilai budi pekerti yang baik,” ungkapnya sembari menyampaikan sepakat dengan Wagub Giri Prasta agar pendidikan budi pekerti kembali diterapkan di Bali pada tingkat pendidikan terdasar.

Pasamuhan Agung Mahotama Sabha Kerta Hindu Dharma Nusantara kali ini merupakan yang ketiga, sejak pertama digelar pada tahun 2023. Diikuti oleh sekitar 225 orang Sulinggih dari seluruh Bali, untuk membahas isu-isu penting dan krusial menyangkut perkembangan Hindu di Bali dan Nusantara. (kmb/balipost)

BAGIKAN