Ilustrasi. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pupuk kompos memiliki banyak manfaat pelengkap bagi pertumbuhan tanaman, termasuk menyeimbangkan kepadatan tanah, menambah dan mempertahankan unsur hara, serta mencegah penyakit, hama, dan gulma.

Kompos adalah bahan organik yang dibuat dengan proses menguraikan bahan organik seperti dedaunan, ranting, sisa makanan, dan kotoran hewan. Proses pengomposan dapat dilakukan secara alami dengan membiarkan bahan organik terurai secara alami oleh mikroba atau dengan menggunakan starter kompos untuk mempercepat proses penguraian. Kompos mempunyai manfaat yang besar bagi pertumbuhan dan kesehatan tanaman.

Mengutip dari Zero Waste, kompos mengandung beberapa komponen yang penting untuk menjaga kesuburan tanah, terutama bagi keseimbangan ekosistem  tanah dan kelangsungan hidup mikroorganisme yang dikandungnya. Mikroorganisme adalah makhluk hidup berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Organisme tersebut terdiri dari berbagai spesies seperti bakteri, virus, jamur, dan protista.

Baca juga:  Arus Balik Lebaran, BMKG Minta Waspadai Gelombang hingga 3,5 Meter

 

Pembuatan Pupuk Kompos

Bagi kalian yang penasaran ingin membuat kompos di rumah, simak bahan dan cara pembuatannya, disarikan dari berbagai sumber :

Bahan:

Sapi Kotoran : 800 kg
Sekam padi : 200 kg
Molase : 2,5 liter
Udara : secukupnya
Dekomposer (stardec) : 2,5 kg

Alat yang dibutuhkan:

Cangkul 2 buah dan bertelur 2 buah untuk mengaduk bahan kompos dan melakukan pembalikan.
Terpal untuk menutup adukan kompos
Tempat teduh dari sinar matahari dan hujan.

Baca juga:  Cara Kecilkan Perut Buncit dengan Cepat dan Alami

Proses pembuatan kompos dibagi menjadi 4 bagian. Bagian I proses pengadukan, bagian II adukan umur 1 minggu, bagian III adukan umur 2 minggu dan bagian IV kompos sudah jadi dan pengemasan kompos.

Gudang untuk menyimpan kompos.
Ember 2 buah untuk mengambil air dan mengencerkan molase.
Karung untuk mengemas kompos.

Cara Pembuatan:

Bahan kompos disiapkan kotoran sapi di bawah dan sekam padi di atasnya. Taburkan stardec secara merata. Molasses berevolusi dan disiramkan secara merata di atas adukan.
Tambahkan bahan kompos sampai rata. Atur kelembaban 60% dengan ciri bila digenggam tidak pecah, tidak ada tetesan udara dan tangan tidak basah.
Apabila kurang lembab ditambah udara secukupnya. Bahan yang sudah diaduk ditutup dengan terpal. Pembalikan dilakukan setiap minggu.
Pengecekan proses pengomposan dilakukan pada hari ketiga, jika terasa panas, maka terjadi proses pengomposan. Proses pengomposan berlangsung selama 3 minggu.
Setelah 3 minggu kompos sudah jadi ditandai dengan bahan kompos tidak panas dan tidak bau.

Baca juga:  Dari Percepat Pelayanan, Pengurusan Perpanjangan SIM Bisa “Drive Thru” hingga Tambahan Kasus COVID-19 Naik Lagi

Itu lah panduan singkat cara membuat kompos dari sampah organik rumah tangga. Semoga berguna dan bisa dipraktikkan untuk ikut ambil bagian mengurangi penggunaan pupuk kimiawi dan menjaga kelestarian lingkungan. (Cahya Dwipayanti/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *