Dari Kiri, Ketua OC Musda REI Bali, Ketut Sony Sasana, anggota REI Bali, IB Dedy Darmawan dan Tino Wijaya. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Real Estate Indonesia (REI) Bali menyoroti masifnya bangunan di ruang hijau. Kondisi ini dinilai terjadi karena kurangnya informasi oknum pengembang.

Menurut anggota REI Bali IB Dedy Darmawan, Senin (6/5), kebanyakan tindakan ini dilakukan pengembang yang bukan anggota asosiasi.

“Saat ini sangat masif peruntukan lahan tata ruang, tata kota dialihfungsikan dan tidak sesuai dengan tatanan yang notabene dilakukan oknum yang lebih banyak dilakukan orang yang tidak masuk organisasi. Apalagi dengan masuknya orang asing yang saat ini juga masuk dalam bidang usaha properti,” katanya.

Baca juga:  Program “Pekan Raya AHASS Bali” Persembahkan Paket Unik Untuk Layanan Service Motor Honda

Ia pun memberi contoh pembangunan di ruang hijau di Jalan Hang Tuah, Denpasar.

Agar dapat melakukan pembinaan dan pengawasan pembangunan di area terlarang, pelaku usaha properti didorong untuk bergabung dalam asosiasi. Melalui asosiasi, para pengembang diharapkan dapat bertanya tentang pembangunan rumah, legalitas tanah sebelum membangun.

Masyarakat diharapkan turut menjaga Bali tidak hanya semata m-mata menjual tanah namun tidak tahu mana yang boleh dibangun dan tidak. Untuk itu, ia berharap masyarakat dapat bersinergi dengan REI. “Mari jaga sama- sama bagaimana mendirikan hunian secara legal dan baik,” imbuhnya.

Baca juga:  Era Baru, OJK Tidak Berikan Panduan Khusus

Diakui, meski REI tidak memiliki kewenangan menindak hunian warga asing atau bangunan yang tidak sesuai tata ruang, pihaknya bisa menjadi wadah untuk menyatukan visi misi untuk properti yang lebih baik di Bali. “Agar tidak ngawur di lapangan, makanya kami mengajak untuk ikut organisasi. Kami hanya bisa mengajak karena selama ini kami terkena imbas dari properti yang tidak sesuai, yang dibangun orang asing,” tuturnya.

Baca juga:  Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto Apresiasi Gubernur Koster Selesaikan Konflik Tanah di Bali

Anggota REI lainnya, Tino Wijaya dan Ketut Sony Sasana mengatakan, untuk membahas salah satunya tentang masa depan properti di Bali, pihaknya mengadakan Musda ke-11 dan talkshow dengan tema “Propertinomic” akhir Mei.

Musda, menurut Sony yang merupakan Ketua OC Musda, dirangkaikan pemilihan Ketua REI Bali yang baru.. “Propertimomic artinya REI Bali yang bergerak di bidang real estate akan menjadi penggerak untuk kebangkitan industri real estate, mendukung pemulihan ekonomi menuju Indonesia Emas,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN