TABANAN, BALIPOST.com – Jika di Besakih kita mengenal upacara Eka Dasa Rudra yang diadakan tiap 100 tahun,  upacara langka yang diadakan tiap 100 tahun sekali juga diadakan di Pura Luhur Sri Rambut Sedana yang berlokasi di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan.

Pura ini kini menjadi pusat perhatian umat Hindu di Bali. Di pura yang dipercaya sebagai tempat memohon rejeki dan kemakmuran ini sedang digelar upacara langka yakni Ngusaba Agung Aya Sri Rambut Sedana. Upacara sudah dilangsungkan sejak piodalan di pura tersebut pada Buda Cemeng Klawu pada 29 November 2023. Puncak ngusaba akan berakhir pada Buda Kliwon Sinta atau saat hari raya Pagerwesi pada 20 Desember 2023.

Baca juga:  Bedeng dan Rombong Ludes Terbakar

Karya ngusaba ini membuat Pura Luhur Sri Rambut Sedana banyak dijadikan lokasi tirta yatra umat Hindu saat hari suci Saraswati dan Banyu Pinaruh pada Minggu, 17 Desember 2023. Istimewanya, umat dilayani para pemangku 24 jam sehari selama karya.

Pengurus Karya Ngusaba Aya Pura Luhur Sri Rambut Sedana, I Nengah Sutama menjelaskan, karya ini disebut langka karena digelar hanya setiap seratus tahun sekali atau satu abad. Upacara sebelumnya dilaksanakan pada abad ke-10 yang disebut Panyejeg Jagat dan dilaksanakan rutin tiap satu abad yang terakhir dilaksanakan pada November 1923 dan pada abad ini dilaksanakan pada 23 November 2023.

Selama Ngusaba Agung Aya, umat mendapatkan dua tirta utama yang langka yakni tirtha ngusaba jangkep dan mendapatkan minyak Peneteg Amertha di palinggih paling timur. Tirta ini dimohonkan umat untuk mendapatkan kesejahteraan, kebahagiaan lahir-batin, serta meningkatkan ekonomi keluarga, usaha bisnis, dan sektor perekonomian lainnya. Makanya, saat ngusaba banyak umat yang tangkil lanjut nuntun Ida Batara Sri Rambut Sedana untuk dilinggakan di rumah atau tempat usaha masing-masing.

Baca juga:  Senin, Puncak Karya di Pura Hulundanu Batur

Tirta karya ini, kata Nengah Sutama, juga dimohonkan bagi warga yang menggeluti profesi pertanian, nelayan, pedagang, dan usaha lainnya. Upacara ngusaba ini juga bertujuan untuk keharmonisan dan kerahayuan jagat bhuana agung dan bhuana alit.

Dia bersyukur selama karya umat Hindu yang tangkil banyak dari Bali, seluruh Indonesia, dan ada dari luar negeri. Upacara ngusaba diawali dengan pamelastian di Segara Batu Ngaus, Cemagi, Badung, Macarau Balik Sumpah, hingga karya Menawa Ratna. Ida Batara  akan masineb pada Pagerwesi, 20 Desember mendatang.

Baca juga:  Penanaman Buah Lokal Harus Digencarkan

Pura Kahyangan Jagat ini berawal dari kisah warga di kawasan Desa Jatiluwih menemukan tumpukan-tumpukan batu yang kemudian mereka yakini sebagai tempat untuk memohon keselamatan dan kemakmuran. Ketika warga berdoa, secara ajaib warga mendapatkan rezeki.

Kejadian tersebut kemudian membuat banyak warga yang datang untuk memohon rezeki, sehingga tempat itu kemudian disucikan oleh warga. Tempat suci itulah yang kemudian dibangun menjadi sebuah pura yang bernama Pura Luhur Sri Rambut Sedana. (Made Sueca/balipost)

Simak selengkapnya di video

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *