
DENPASAR, BALIPOST.com – Desa Giri Emas di Kecamatan Sawan, Buleleng, memiliki tradisi unik bernama Bukakak, bagian dari rangkaian Ngusaba Gede. Ritual ini hanya digelar dua tahun sekali pada Purnama Sasih Kadasa dan menjadi daya tarik spiritual sekaligus budaya yang sarat makna simbolik.
Berikut lima fakta menarik tentang tradisi Bukakak:
1. Nama Bukakak Menggabungkan Simbol Siwa dan Wisnu
Istilah Bukakak berasal dari dua unsur simbolik: “Bu” (babi) dan “Kakak” (burung gagak). Dalam konteks tradisi ini, bentuk sarana utamanya berupa makhluk mistis menyerupai Garuda, terbuat dari anyaman bambu dan daun enau muda. Simbol ini mencerminkan perpaduan kekuatan Siwa (lembu) dan Wisnu (gagak) sebagai penjaga alam semesta.
2. Puncak Upacara: Mengarak Sarad Agung
Ritual utama ditandai dengan mengarak Sarad Agung (Bukakak) keliling desa. Sarad ini dipikul oleh krama dewasayang mengenakan pakaian putih-merah. Selain itu, ada juga Sarad Alit yang diarak oleh remaja berpakaian putih-kuning. Arak-arakan ini dilakukan berdasarkan petunjuk niskala dari jro mangku desa.
3. Babi Guling Tridatu: Tiga Warna, Tiga Dewa
Bagian penting dari ritual adalah babi guling tridatu: bagian punggung matang berwarna merah, bagian tengah berbulu hitam, dan bagian bawah mentah putih. Ini merepresentasikan tiga kekuatan utama (Trimurti): Brahma (merah), Wisnu (hitam), dan Siwa (putih).
4. Melibatkan Generasi Muda dan Rangkaian Upacara Khusus
Tradisi Bukakak tidak berdiri sendiri karena merupakan bagian dari rangkaian Ngusaba, yakni:
- Melasti ke segara
- Ngusaba Uma dan Panti Gaduh
- Ngembang dan Nuntun
- Pementasan Tari Plaus sebagai penutup
- Selain memperkuat spiritualitas desa, acara ini menjadi media pendidikan budaya bagi generasi muda yang terlibat langsung dalam prosesi.
5. Telah Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Takbenda
Tradisi Bukakak resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) oleh Pemkab Buleleng pada tahun 2025. Penetapan ini menjadi pengakuan terhadap nilai sejarah dan filosofi tinggi dari tradisi yang tidak hanya memohon kesuburan sawah, tetapi juga menjaga harmoni antara manusia dan alam. (Pande Paron/balipost)