Beragam jenis dan merk beras dijual di salah satu swalayan. (BP/Dokumen)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Harga beras masih mencekik leher. Harganya masih di kisaran Rp14.000- Rp15.000/kg. Kondisi ini kembali dikeluhkan warga. Pemerintah dinilai lambat mengendalikan harga beras dan ada kesan pembiaran.

Jika harga beras terus melambung, warga mengaku makin sulit memenuhi kebutuhan hidupnya. Laporan wartawan Biro Bali Post menyebutkan tingginya harga beras di pasar tradisional belum ditangani secara optimal oleh pemerintah.

Masyarakat mendesak pemerintah melakukan pengendalian, sehingga kebutuhan pokok tidak terus meningkat. Dikhawatirkan, intensitas dan konsentrasi di bidang politik, membuat pemerintah lupa melakukan pengendalian harga kebutuhan bahan pokok.

Dari Klungkung dilaporkan distribusi beras dari truk-truk pengangkut beras di Pasar Umum Galiran, Klungkung mulai meningkat. Namun, harga beras di salah satu pusat perdagangan beras di Bali, harganya relatif masih mahal. Kini beras lokal sudah mendominasi pasar. Namun, meski distribusi beras di Pasar Umum Galiran sudah berangsur normal harganya masih mahal.

Baca juga:  Di Klungkung, Pasien Positif COVID-19 Bertambah

Salah satu agen beras Ni Putu Diah Handiani, saat ditemui di Pasar Umum Galiran, Selasa (28/11) mengatakan, pasokan beras sudah berangsur normal, jika dibandingkan pertengahan bulan lalu. Saat ini distribusi beras bisa datang dua hari atau tiga hari sekali. Berbeda dari sebelumnya, hanya datang seminggu sekali. Pasokan beras diakui lebih banyak datang dari hasil produksi lokal Bali. Hanya sedikit yang didatangkan langsung dari luar Bali, karena mendapatkan pasokan beras dari Jawa misalnya, sekarang malah sulit.

Normalnya distribusi beras di tingkat agen, juga amat mempengaruhi distribusi beras di sejumlah daerah. Diah Handiani mengatakan beras yang datang ke tempatnya didistribusikan ke sejumlah daerah.

Baca juga:  Permintaan Meningkat, Harga Beras di Buleleng Tembus Rp17 Ribu

Mulai dari Karangasem, Bangli, Nusa Penida dan hingga beberapa tempat di Gianyar. Setelah distribusi beras berangsur normal, kini baik para agen maupun distributor, berharap harga beras bisa ditekan kembali menjadi lebih rendah dari harga sekarang.

“Kalau di toko saya, untuk beras medium harganya masih Rp13 ribu per kg. Kalau bisa harganya dapat ditekan kembali, agar harga beras ini dapat dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah,” katanya.

Handiani mengatakan waktu itu harga pokok beras jenis medium dulu Rp10 ribu, saat itu naik menjadi Rp12.800 per kilogram. Sedangkan untuk beras premium dari Rp11 ribu naik menjadi Rp13.800 per kilogram. Itu harga untuk di tingkat grosir, nantinya pengecer biasanya dijual kisaran Rp14 ribu untuk medium dan Rp15 ribu untuk premium.

Baca juga:  Harga Beras di Bali Masih Fluktuatif, BI Klaim Sudah Turun

Plt. Bupati Klungkung, I Made Kasta, Selasa (28/11) mengaku bersyukur, pasokan beras di Pasar Umum Galiran sebagai pasar terbesar di Bali Timur sudah normal. Jika distribusi beras di pasar ini sudah normal, maka pasokan beras ke sejumlah wilayah di Klungkung, juga pasti mengikuti. Karena banyak pedagang mengambil beras dari Pasar Umum Galiran. Harga beras yang masih tinggi, diharapkan segera dapat menyesuaikan juga, agar tidak semakin memberatkan masyarakat. Sebab, beras merupakan kebutuhan dasar, yang setiap hari harus dipenuhi oleh warga. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN