SUNGAI- Sejumlah petugas membersihkan sungai di kawasan Panjer beberapa waktu lalu. (BP/Ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sejumlah sungai di Denpasar di nilai mengalami pendangkalan akibat adanya sindementasi serta sampah yang masih dibuang ke saluran. Karena itu, untuk menghindari terjadinya air sungai meluap, maka instansi terkait diharapkan lebih meningkatkan koordinasi dengan lintas organisasi untuk melakukan normalisasi serta pembersihan alur sungai.

Usulan ini disampaikan anggota Fraksi Nasdem-PSI DPRD Denpasar, Wayan Gatra, Senin (18/9). Dikatakan, usulan ini sudah disampaikan juga dalam pandangan umum fraksi dalam sidang paripurna DPRD yang membahas KUA-PPAS 2024 lalu.

Fraksi Nasdem-PSI menekankan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar untuk melakukan koordinasi dengan dinas lainnya, termasuk di provinsi agar bisa melakukan normalisasi. Terutama alur sungai yang menjadi alur utama air di saat musim hujan, sehingga tidak meluber ke jalan apalagi ke permukiman warga.

Baca juga:  Datascrip Buka Cabang di Bali

Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Denpasar terus menggencarkan aksi bersih-bersihsungai. Bahkan, beberapa kali telah melibatkan komunitas, seperti Pancawara. Seperti yang dilakukan di sepanjang aliran sungai Tukad Buaji (Rangda) Kelurahan Panjer, beberapa waktu lalu.

Selain sebagai langkah nyata menjaga kebersihan, kegiatan ini juga untuk mengedukasi warga agar selalu menjaga perilaku tidak membuang sampah ke aliran sungai. Adapun jenis kegiatan yang dilakukan pada pembersihan sungai, meliputi pengambilan sampah dengan jaring sampah, penggelontoran serta juga pengerukan sedimentasi sungai.

Baca juga:  Musrenbang, Gubernur Koster Usulkan 10 Program Infrastruktur Prioritas di 2023

Kepala Bidang SDA Dinas PUPR Kota Denpasar, Gandhi Dananjaya Suarka menjelaskan, aksi bersih sungai ini adalah program rutin Bidang SDA. Dengan beranggotakan 90 orang personil lapangan yang tersebar di 4 kecamatan, setiap harinya bertugas menyusur beberapa lokasi sungai di Kota Denpasar untuk melaksanakan pembersihan.

“Ada lima sistem drainase inti Kota Denpasar yang menjadi fokus kami. Yakni, Tukad Badung, Tukad Ayung, Tukad Mati, Tukad Niti Mandala dan Tukad Pemogan,” ungkap Gandhi Dananjaya.

Selain pada sistem drainase inti, Gandhi menambahkan, ada juga sub atau anak -anak sungai lainnya seperti Tukad Punggawa, Tukad Ngenjung, Tukad Buaji dan lainnya yang menjadi atensi jajaran Tim PUPR.

Baca juga:  Pasien COVID-19 Sembuh Baru di Atas 450 Orang, Dua Zona Merah Ini Jadi Penyumbang Terbanyak

“Pembersihan pada alur-alur sungai itu perlu secara rutin dilaksanakan karena sungai sungai tersebut adalah pengendali banjir utama (primer) di Kota Denpasar. Selain itu, kami juga melakukan pembersihan pada drainase, baik di sudut kota maupun drainase perumahan sebagai drainase sekunder,” katanya.

Gandhi Dananjaya juga berharap, gerakan aksi bersih sungai dapat juga didukung dengan kepedulian masyarakat untuk bersama sama menjaga lingkungan sungai demi mewujudkan Kota Denpasar bersih, lestari, sehat dan berbudaya. (Asmara Putera/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *