Joged Bumbung. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Bengang merupakan salah satu desa adat yang ada di Kecamatan Tembuku. Di desa adat tersebut terdapat sebuah kesenian tradisional yang masih lestari sampai saat ini. Yakni joged bumbung. Untuk menjaga joged bumbung tetap eksis dan sesuai pakem, Desa Adat Bengang selama ini berupaya memberikan pembinaan dan arahan terhadap sanggar joged yang ada di desa setempat.

Bendesa Adat Bengang, I Made Sumandia mengatakan joged bumbung di Desa Adat Bengang sudah ada sejak tahun 80an. Dulunya dibawakan oleh Sekaa, sekarang dibawakan oleh sanggar bernama sanggar Sari Mekar, dibawah naungan desa adat.

Baca juga:  Berdalih Biaya Obat Anak dan Hidup, Pria Ini Curi Ratusan Ayam

Di era tahun 80-an, joged bumbung di Desa adat Bengang terbilang cukup terkenal. Pentasannya tidak hanya di Bangli, tapi juga hingga ke luar Bali. Seperti Lombok.

Belum lama ini joged bumbung sanggar Sari Mekar Desa adat Bengang juga berkesempatan tampil di Alun-alun Bangli dalam rangka memeriahkan HUT kota Bangli ke -819. “Penari yang tampil tentunya sudah mengalami regenerasi. Kami diundang untuk tampil memeriahkan HUT Bangli,” kata Sumandia.

Baca juga:  Kerja Keras Bangun Kota Denpasar Diapresiasi, Dukung Gubernur Koster Jabat 2 Periode

Menurutnya joged bumbung merupakan jenis tari pergaulan. Pihaknya selama ini terus berupaya memberikan pembinaan dan arahan terhadap sanggar joged yang ada di desanya supaya tetap menjaga pakem tari joged. Sebab dirinya tak menampik tari joged di Bali akhir-akhir ini banyak yang keluar dari pakem dan etika tari joged.

Tak hanya tari joged bumbung, Desa adat Bengang selama ini juga berupaya melestarikan sejumlah seni tari lainnya. Upaya yang dilakukan itu tentunya sejalan program Gubernur Wayan Koster dengan visinya Nangun Sat Kertih Loka Bali.

Baca juga:  Bergerak Memperkokoh Desa Adat

Dalam melestarikan kesenian yang ada, Desa Adat Bengang memanfaatkan bantuan keuangan khusus (BKK) yang dikucurkan Pemprov Bali. Seperti untuk kegiatan latihan. Pihaknya pun berharap dana BKK yang diberikan Pemprov Bali tiap tahunnya untuk desa adat bisa terus berkelanjutan. “Karena bagi kami kalau tidak ada bantuan BKK di bidang pembangunan, upakara kesenian, tidak bisa berjalan dengan baik. Karena itu kami harapkan bantuan itu bisa terus berkelanjutan,” harapnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *