Bulan Bahasa Bali Kabupaten Jembrana diikuti peserta Bendesa dan paiketan istri. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Bulan Bahasa Bali sebagai pelestarian aksara dan sastra Bali melibatkan para bendesa serta paiketan istri desa adat. Bulan Aksara Bali V tahun 2023 ini diisi dengan sejumlah kegiatan wimbakara (lomba) mulai dari yowana hingga prajuru desa adat. Ketua Majelis Desa Adat Kabupaten Jembrana, I Nengah Subagia mengatakan dalam Bulan Bahasa Bali yang rutin diselenggarakan di kabupaten ini, sejumlah Bendesa dan Paiketan Istri ikut berkontribusi menjadi peserta lomba.

“Para bendesa atau prajuru desa adat dilibatkan untuk mengikuti lomba pidato atau Dharma wacana. Tahun ini tiap kecamatan melalui majelis alit mengajukan satu peserta,” kata Nengah Subagia.

Baca juga:  Pabrik Ikan di Kawasan Industri Pengambengan Terbakar

Selain bendesa dan prajuru, wimbakara juga melibatkan paiketan krama istri untuk lomba masatua (bercerita bahasa Bali). Bulan Bahasa Bali V ini merupakan salah satu upaya dalam melestarikan sastra dan aksara Bali.

Di tiap-tiap desa adat melalui anggaran Semesta Berencana juga menyelenggarakan kegiatan wimbakara yang melibatkan yowana, krama dan prajuru maupun krama istri melalui kegiatan Bulan Bahasa Bali. Baik itu nyurat aksara Bali, nyurat lontar, masatua hingga pidato bahasa Bali.

Baca juga:  Bali Aman Dikunjungi, #BaliSafe Cultural Festival 2018 Digelar di Belanda

“Bulan Bahasa Bali ini sebagai wujud upaya pemerintah dalam melestarikan bahasa, aksara dan sastra Bali. Termasuk di tiap desa adat juga instruksi untuk menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali,” ujar Subagia.

Sama halnya di tingkat desa adat, di tingkat kabupaten diikuti peserta mulai dari tingkat SD hingga Bendesa Adat. Bulan Bahasa Bali V Tahun 2023 kali ini mengusung tema Segara Kerthi (Campuhan Urip Sarwa Prani). Sebagai ungkapan wujud rasa syukur bahwa segara (laut) sebagai sumber kehidupan.

Baca juga:  Desa Adat Kemenuh Tata Kawasan “Payadnyan”

Untuk lomba pidato Bahasa Bali diikuti bendesa/kelian adat. Di antaranya Bendesa Pangyangan (Pekutatan), Klian Adat di Mendoyo, Bendesa Baluk (Kecamatan Negara) dan Bendesa Pendem (Kecamatan Jembrana). Melalui bulan Bahasa Bali yang dilakukan hingga nantinya di desa adat dapat melestarikan keberadaan bahasa dan sastra Bali untuk selamanya. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *