SEMARAPURA, BALIPOST.com – Banjar Batununggul Desa Adat Dalem Setra Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, menggelar upacara nebes atau ngetus pelawatan Ida Bhatara Barong dan Randa, belum lama ini. Prosesi ini bagian dari ngodakin pelawatan Ida Bhatara.

Upacara tersebut dihadiri Raja Klungkung Ida Dalem Semara Putra, Seniman Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Raka Sukawati serta krama lainnya yang dilangsungkan di Pura Batununggul.

Bendesa Adat Dalem Setra Batununggul, I Dewa Ketut Anom Astika mengatakan dalam prosesi ritual ngodakin Tapakan Ida Batara ini, hal yang paling utama adalah saat proses “ngetus” atau pencabutan topeng dari aksesorisnya. Prosesi ini pun dilakukan oleh Raja Klungkung Ida Dalem Semara Putra.

Baca juga:  Peringati HUT Ke-73, Profesionalisme TNI untuk Rakyat

Ngodakin ini bagian dari proses revitalisasi pelawatan Ida Batara. Pada kesempatan itu, juga sekaligus dilakukan “metik rambut” yang akan digunakan dalam proses ngodakin pelawatan Ida Bhatara.

Dia menyambut baik krama setempat, terutama krama Banjar Batununggul, telah mampu menjaga pelawatan Ida Batara ini dan melaksanakan upacara ngodakin sebagai wujud sradha bakti terhadap Ida Batara. Seluruh krama yang terlibat langsung sangat antusias. Melestarikan kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun menjadi kewajiban generasi saat ini. Kini, prosesi ini menjadi salah satu simbol identitas kebudayaan setempat.

Baca juga:  Desa Adat Bekul Gelar Karya Atma Wedana Massal

Ngodakin, kata Anom Astika, menjadi salah satu ritus sakral untuk merawat pelawatan ini. Mewarisi pelawatan Ida Batara ini maka selanjutnya umat tentu harus melestarikannya, sebagai wujud pengamalan rasa bakti dan syukur kehadapan ida sesuhunan. Pada kesempatan itu, seniman Cokorda Gde Raka Sukawati, juga menyampaikan berbicara pelawatan Ida Bhatara, ini merupakan simbol-simbol jagat filosofis dalam kesatuan harmoni.

Proses ritus ngodakin ini, menjadi bagian dari upaya umat mengharmonisasi jagat agar terhindar dari merana atau wabah yang nantinya diberikan kerahayuan. Setelah prosesi nebes, selanjutnya pelawatan kairing menuju Puri Agung Ubud, untuk melanjutkan proses ngodakin yang akan dilakukan disana hingga 40 hari ke depan.

Baca juga:  Desa Adat Pancasari ‘’Pangempon’’ Ulu Suci dan Ulu Merta Jagat Bali

Anom menambahkan, saat ini pihaknya juga sedang melakukan penataan pada lingkungan pura yakni Pura Dalem setempat. Penataan lingkungan pura terutama wantilan yang sedang berlangsung hingga penataan setra yang secara lokasi sangat dekat dengan wilayah kota kecamatan.

Kebetulan, lokasinya bersebelahan dengan areal publik Lapangan Umum Sampalan. Penataan dilakukan secara total, setelah selesai upacara ngaben kinembulan. Jadi, kata Anom Astika pengerjaan penataan setra selain memperbaiki, tata kota kecamatan, juga agar semakin layak digunakan oleh umat sesuai tujuannya. (Bagiarta/balipost)

Simak selengkapnya di video

BAGIKAN