dr. Luh Putu Sri Armini, M.Kes. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Lima hari terakhir Denpasar melaporkan kasus COVID-19 harian yang cukup tinggi. Mencapai 3 digit atau di atas 100 orang per harinya.

Diawali pada Kamis (1/7) sebanyak 100 orang. Kemudian Jumat (2/7) mencapai 106 orang, Sabtu (3/7) 102 orang, Minggu (4/7) sebanyak 113 orang, dan Senin (5/7) sebanyak 139 orang.

Menurut Kadis Kesehatan Kota Denpasar, dr. Luh Putu Sri Armini. M.Kes., yang ditemui di SMPN 8 Denpasar, Senin (5/7), saat ini keterisian ruang ICU di RS sudah penuh. Bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur isolasi di RS sudah mencapai 70 sampai 80 persen.

Baca juga:  Polisi Banjar Tangani Pengeroyokan hingga Pasutri Cekcok

Dengan kondisi ini, kata Sri Armini, kondisi Denpasar sudah tidak aman lagi. Karena itu, pihaknya berharap dari kebijakan PPKM Darurat ini bisa menurunkan kasus Covid-19.

Diakui, karena baru dilakukan, belum bisa melihat hasilnya. Karenanya, PPKM Darurat dilakukan dua minggu, sehingga bisa dilakukan evaluasi. “Mudah-mudahan dengan PPKM ini, terjadi perlambatan kasus baru,” ujarnya.

Ia mengatakan pihaknya berupaya menjaga ketersediaan oksigen. Dalam upaya untuk mengantisipasi kejadian seperti itu, Dinas Kesehatan mulai melakukan langkah-langkah agar kelangkaan oksigen seperti di Jawa bisa teratasi.

Baca juga:  Dua Kabupaten di Bali Tambah Kasus COVID-19

Armini mengutarakan saat ini, ketersediaan oksigen masih cukup. Hanya, karena perkembangannya tidak diketahui seperti apa, langkah antisipasi harus dilakukan. Terlebih, Denpasar juga mendatangkan oksigen dari Jawa.

Ia mengaku bersama pengelola rumah sakit sejatinya sudah sport jantung. Mengingat, perkembangan kasus sangat dinamis. “Kalau sampai kasus melonjak, tentu juga akan menjadi kekhawatiran dalam pengadaan oksigen. Karena itu, diharapkan kasus COVID-19 bisa melandai,” katanya.

Baca juga:  Gali Dana untuk Penderita Kanker Anak, Seribu Anak Panti Diajak Nonton "Rafathar"

Armini meyakini bila masyarakat tertib melaksanakan prokes dan taat untuk tidak berkerumun, kondisinya masih tetap aman. Namun, bila masyarakat abai akan prokes, kasus COVID-19 bisa saja meningkat. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *