Sejumlah motor diamankan dan pelaku serta orangtua diberikan pembinaan oleh polisi. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Sedikitnya enam remaja pelaku balapan liar di Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, diamankan jajaran Polsek Negara, Selasa (18/5) sore berikut motornya. Anggota gabungan unit Polsek yang dipimpin Kapolsek Kota Negara, AKP I Gusti Made Sudarma Putra selain sempat mengamankan para remaja pelaku trek-trekan juga memanggil para orangtua (Ortu) mereka.

Saat mengetahui anak mereka terlibat balapan liar, sejumlah orangtua ini pun marah-marah. Bukan pada polisi, melainkan anak-anak mereka apalagi sampai berurusan dengan petugas. “Tadi pamit jalan-jalan, malah trek-trekan, urusan di sini lagi. Nakal kamu tahu itu motor buat jualan ikan, besok apa pakai jualan?” tegur salah satu ortu ke anaknya yang diamankan. karena balapan liar

Baca juga:  Polres Bentuk Tim Gabungan Tindak Balapan Liar

Di rumah anaknya itu biasa saja dan cenderung pendiam. Dirinya tak menyangka, anaknya ikut trek-trekan di jalur Pantai yang diakuinya membahayakan tersebut.

Reaksi ortu salah satu remaja pelaku balap liar lainnya, malah lebih galak lagi. Bahkan ia sempat geregetan dan mencubit anaknya mengetahui perilaku nakal putranya.

Setelah didata dan dimintai keterangan, Kapolsek Negara, AKP I Gusti Made Sudarma Putra mengumpulkan para orang tua dan mengharapkan agar mengawasi anak mereka. Para pelaku diberikan pembinaan dan sepeda motor sementara diamankan untuk barang bukti balap liar.

Baca juga:  Pembantu Asal Alor Diciduk Polisi

Di antara enam motor tersebut tidak dilengkapi nomor kendaraan (plat). “Kami tidak ingin kejadian buruk dialami anak-anak bapak ibu. Mohon agar ketika hendak membawa sepeda motor agar diawasi, ” harap Kapolsek.

Aksi trek-trekan yang dilakukan hampir tiap sore di Pantai Pebuahan hingga Baluk Rening ini meresahkan warga sekitar. Para pelaku balapan liar ini ternyata dari luar desa seperti Pengambengan, Tegalbadeng Barat dan Cupel.

Baca juga:  Buru Balapan Liar, Puluhan Motor Diamankan

Aktivitas warga seperti nelayan yang hendak menurunkan perahu terganggu. Bahkan terkadang raungan knalpot bising sampai petang saat warga sedang bersembahyang. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *