Sebanyak 300 krama Banjar Kedaton Kesiman menjalani Rapid Tes Antigen di Jaba Puri Ageng Pemayun Kesiman. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sebanyak 300 krama Banjar Kedaton Kesiman, Desa Kesiman Petilan, sejak Selasa (9/3) wajib menjalani Rapid Tes Antigen. Tim kesehatan dari Diskes Bali sebanyak enam orang hingga Rabu (10/3) akan melakukan rapid bagi ratusan warga itu.

Mereka wajib menjalani rapid Antigen bukan karena ada kasus terkonfirmasi, melainkan merupakan bantuan Gubenur Bali Wayan Koster serta Pemkot Denpasar. Sebab, krama banjar itu sedang melaksanakan Karya Pamlaspas lan Ngenteg Linggih.

Rapid Tes Antigen dilaksanakan di jaba Puri Ageng Pemayun Kesiman. Menurut Kelihan Banjar Kedaton Kesiman, A.A. Ketut Agung, S.E., guna menhindari kerumuman, krama yang menjalani rapid test dibagi selama dua hari dan dua tahap.

Baca juga:  Sebelum Kejadian, Istri Wayan Sugiarta Sempat Video Call

Untuk tahap pertama Tempekan Sentaka mulai pukul 08.00-10.00 WITA dan Bugbugan mulai 10.00-12.00 WITA. Hari kedua untuk krama Tempekan Panglan dan Gunung Agung. ‘’Hingga saat ini belum ada warga yang terindikasi positif COVID-19,” tegasnya.

Pangabih prajuru banjar yang juga Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, S.H., berterima kasih kepada Gubernur Wayan Koster yang cepat dan responsif terhadap keperluan krama untuk nyanggra puncak karya pada 20 Maret. Gubenur Bali menyumbang rapid test untuk 250 krama dan Pemkot Denpasar membantu untuk 50 krama.

Baca juga:  Wujudkan Kemandirian, Indonesia Buka Peluang Investasi Industri Kesehatan

Hal ini sangat penting bagi warganya yang sibuk nyanggra upacara pemlaspas dan ngenteg linggih di parahyangan banjar dengan eed upacara yang sangat panjang. Lewat rapid test ini, krama akan merasa nyaman dan aman ngayah ke banjar dan menyukseskan rangkaian Nyepi tahun ini.

Sekalipun belum ada warganya yang positif, kata Ngurah Gede, panitia karya tetap memberlakuan prokes COVID-19 secara ketat. Yakni wajib memakai masker, mencuci tangan, handsanitizer, melakukan penyemprotan disinfektan tiga kali sehari, menyediakan tim dokter dan posko kesehatan.

Baca juga:  Kemenkes Sebut BOR Pasien COVID-19 Meningkat, 5 RS Ini Lebih dari 50 Persen

Jika nanti ditemukan warganya positif atau orang tanpa gejala (OTG), mereka wajib menjalani isolasi mandiri. Inilah, kata dia, bentuk dari sinergi Gubernur Bali bersama masyarakat guna mencegah terjadinya klaster upacara di Bali. “Kami berterima kasih kepada Gubernur Wayan Koster yang sangat peduli dengan keperluan krama kami,’” tegasnya. (Sueca/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *