Ilustrasi. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Penambahan kasus COVID-19 yang dilaporkan Bali pada Rabu (10/2) masih cukup tinggi. Meski pun sudah turun dari sehari sebelumnya, jumlah kasus yang dilaporkan pada hari ini mencapai 305 orang.

Dilihat dari jenis penularannya, 293 orang transmisi lokal, 11 pelaku perjalanan dalam negeri, dan 1 pelaku perjalanan luar negeri. Kumulatif kasus ditangani Bali mencapai 29.447 kasus dengan rincian 27.996 transmisi lokal, 1.139 PPDN, dan 312 PPLN.

Sebarannya di seluruh kabupaten/kota. Terbanyak disumbangkan Denpasar yang merupakan zona merah, dengan jumlah 113 orang. Penyumbang terbanyak kedua adalah Gianyar 35 orang. Disusul Bangli 33 orang, Jembrana dan Buleleng sama-sama 28 orang, Tabanan 26 orang, dan Badung 24 orang.

Sisanya sebanyak 2 kabupaten melaporkan kasus 10 orang dan di bawah itu. Yakni Klungkung 10 orang dan Karangasem 6 orang. Terdapat pula 2 warga dari kabupaten lain yang terkonfirmasi COVID-19.

Sementara itu, terdapat 317 pasien sembuh dilaporkan. Terbanyak disumbangkan Denpasar dengan jumlah 141 orang. Disusul Gianyar 58 orang, Badung 46 orang, Tabanan 33 orang, dan Bangli 19 orang.

Baca juga:  Anggaran Pemilu di Bali Rp 205,768 Miliar, KPU Karangasem Terbesar

Empat kabupaten lainnya melaporkan pasien sembuh di bawah 10 orang, yakni Karangasem 7 orang, Klungkung 5 orang, Buleleng 4 orang, dan Jembrana 3 orang. Satu warga dari kabupaten lain juga dilaporkan sudah sembuh.

Kasus aktif berkurang 22 orang sehingga menjadi 317 orang. Lima besarnya adalah Denpasar 1.088 orang, Gianyar 562 orang, Badung 424 orang, Tabanan 242 orang, dan Bangli 194 orang.

Sedangkan posisi enam sampai sembilan adalah Buleleng 158 orang, Jembrana 118 orang, Karangasem 100 orang, dan Klungkung 58 orang. Masih terdapat pula 128 warga dari kabupaten lain dan 20 WNA dirawat.

Evaluasi PPKM

Terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, dalam evaluasi mingguannya yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (9/2) dipantau dari Denpasar, mengatakan pelaksanaannya menunjukkan perbaikan dalam penanganan kasus. Hal ini dapat dilihat dengan turunnya jumlah kasus aktif dan keterisian tempat tidur di minggu keempat.

Baca juga:  Tiga Hari Berturut-turut Tambah Kasus COVID-19 di Atas 70 Orang, Bali Juga Laporkan Kabar Duka!!

Ia mengatakan dengan melihat perkembangan yang positif ini, menjadi dasar bagi pemerintah menerapkan perpanjangan kebijakan PPKM dengan berbasis mikro hingga ke tingkat terkecil dalam masyarakat. “Kebijakan yang diambil dengan memperpanjang PPKM berbasis mikro, hingga tingkat RT/RW diharapkan semakin berdampak positif terhadap perkembangan penanganan Covid-19 di tingkat nasional maupun di Pulau Jawa dan Bali,” jelasnya.

Rasional dibuatnya PPKM berbasis mikro ini, adalah mendekatkan intervensi sampai kepada sasaran terkecil yaitu tingkat RT. Sehingga menghindari penerapan yang tidak spesifik kepada sasaran. Selain itu , dampak ekonomi dan sosial yang tidak diharapkan dapat dihindari melalui PPKM berbasis mikro ini.

Lalu, jika melihat dampak PPKM Pulau Jawa dan Bali, perkembangan minggu keempat terlihat perkembangannya kearah yang lebih baik jika dibandingkan 3 minggu pertama yang masih menunjukkan kenaikan. “Pada minggu keempat ini mulai menunjukkan penurunan persentase,” lanjut Wiku.

Baca juga:  Rasta Flute, Pecinta Musik Reggae dan Bali

Data kasus aktif menunjukkan, penurunan pada minggu keempat menjadi 15,23 persen dibandingkan akhir minggu ketiga sebesar 16,24 persen. Sejalan dengan ini, pada persentase keterisian tempat tidur ruang isolasi dan ICU.

Untuk ruang isolasi, sejak minggu pertama PPKM angkanya terus menurun hingga totalnya sudah mencapai 10,21 persen dibandingkan Minggu pertama Januari 2021.
Kabar baik datang dari keterisian tempat tidur ruang ICU. Pada 3 minggu pertama PPKM angkanya sempat menunjukkan kenaikan. Namun, di minggu keempat, angkanya perlahan menunjukkan penurunan.

Total penurunan, jika dibandingkan awal 2021, sudah mencapai 10 persen. “Perkembangan positif ini harus kita pertahankan, dan tentu saja tidak boleh kita berpuas diri terhadap pencapaian ini,” imbuh Wiku. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *