Menparekraf Sandiaga (kiri) berbincang dengan Ketua Kadin Bali, Made Ariandi, Jumat (29/1) malam di Desa Taro, Gianyar. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno bertemu dengan Ketua Kadin Bali, Made Ariandi, Wakil Ketua bidang Pariwisata Agus Maha Usadha (Divisi DTW) dan Dr.(C). I Made Ramia Adnyana, SE., MM., CHA (Divisi Akomodasi), Jumat (29/1) di Desa Taro, Gianyar. Dalam pertemuan itu, Menparekraf memperoleh sejumlah masukan dalam upaya mempercepat pemulihan pariwisata Bali.

“Kami di Bali berharap pemerintah pusat melalui Kemenparekraf dapat segera menetapkan actionable program berdasar diskusi dan rapat-rapat yang telah berjalan sejak tahun lalu. Pemulihan ini tidak bisa sekaligus, kami sadari memang harus bertahap maka kami harap program jangka pendek yang actionable ini harus segera diluncurkan,” kata Ariandi dalam rilis yang diterima.

Contohnya, alternatif stimulus bagi Bali dari kalangan investasi karena Bali butuh bantuan dana yang besar. “Jika bisa, pemerintah bisa mendorong para investor agar membantu pendanaan selain dari pemerintah sendiri,” lanjutnya.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Bali Masih Tambah Ratusan, Korban Jiwa Juga Dilaporkan

Ramia menambahkan pariwisata Bali yang mati suri sejak Maret 2020 berharap pemerintah memastikan langkah-langkah konkrit yang berdampak secepatnya secara bertahap. “Pengetatan pengunjung ke Bali sudah, audit CHSE sudah ribuan tempat usaha, akhirnya PPKM … ini kan berpengaruh terhadap upaya kami dalam membangun trust pada wisatawan,” ujar Ramia yang juga Ketua DPD Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Bali.

Ia mengatakan Kadin Bali sangat mendukung dan setuju dengan konsep Pemprov Bali dengan Masyarakat Produktif Aman COVID-19 (MPAC). Pemerintah pusat pun diharapkan mendukung hal tersebut juga dengan menyerap dan mempermudah akses-akses yang dibutuhkan Bali. “Agar kami tetap bisa survive dan bertahan di tengah badai COVID-19 yang maha dahsyat. Karena di pariwisata saja kami di Bali ada hampir 75 ribu tenaga kerja yang telah dirumahkan dan bahkan tanpa gaji sesuai data September 2020,” ungkap Waketum DPP IHGMA ini.

Baca juga:  Indeks Demokrasi Bali Capai 82,37, Kedua Setelah Jakarta

Dari sisi investasi ditambahkan pula, Agus Maha Usada yang juga menjabat Ketua NCPI Bali bahwa Kadin Bali telah merancang beberapa pola investasi sebagai injeksi pemulihan ekonomi daerah. “Jadi semua harus sesuai data, alokasi yang jelas dan transparan. Kami yakin dengan kajian yang tepat dan matang melibatkan pelaku usaha di daerah program re-injection fund berupa pola investasi yang berkelanjutan dan strategis akan mampu mengakselerasi recovery program ini,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Sandiaga serta merta menelpon Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Menparekraf pun akan mengajak Kepala BPKM untuk berkantor di Bali bulan depan. “Tentunya bersama para investor juga agar ini bisa cepat realisasinya, seperti apa yang kita mau dan bagaimana mekanismenya,” kata Sandiaga.

Baca juga:  Indonesia Diproyeksi Capai Kekebalan Covid-19 Sebesar 70 Persen

Dalam kesempatan itu, Ariandi juga mengatakan program vaksin mandiri atau vaksin gotong royong mesti mendapat prioritas untuk membangun kepercayaan pasar, baik domestik maupun internasional. Hal ini sesuai arahan Ketum Kadin Indonesia, Roslan P. Roeslani.

Sementara teknis pelaksanaan vaksin gotong royong dan vaksin mandiri masih digodok oleh Kadin Pusat. Melalui dana recovery sektor pariwisata yang diarahkan ke vaksin dengan target 1,2 juta pekerja di sektor pariwisata, dipercaya mampu menumbuhkan dan membangkitkan kepercayaan publik terhadap Bali. “Ini seiring dengan konsep FCC (Free Covid Corridor) yang diprogramkan Pak Menteri. Hasil diskusi dengan Kemenparekraf dengan Kadin Bali ini akan dilaporkan kepada Bapak Gubernur Bali sebagai pemangku kebijakan di Provinsi Bali” ujar Ariandi. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *