Petugas medis saat keluar dari Gedung RSUD Klungkung. (BP/Gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan mulai memperlihatkan hasil. Tercermin dari jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD Klungkung mulai turun, sejak Oktober hingga memasuki awal Desember ini. Jumlah pasiennya hanya sekitar 14 orang, jauh menurun dari saat fase puncak yang bisa mencapai lebih dari 70 orang pasien.

Direktur RSUD Klungkung dr. Nyoman Kesuma, Rabu (2/12) mengatakan penurunan jumlah pasien ini tidak terlepas dari kerja keras Satgas COVID-19 Klungkung, dalam mencegah dan menurunkan penularan COVID-19. Sehingga jumlah kasus terus menurun secara signifikan dari bulan ke bulan.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Capai Seribuan Orang, Korban Jiwa 2 Digit

“Ini berdampak pada jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Klungkung. Penanganan juga menjadi lebih cepat, didukung alat PCR yang sudah tersedia langsung di RSUD Klungkung,” katanya.

Kesuma menjelaskan, pada Agustus dan September 4 ruangan isolasi rawat inap dan 2 ruangan isolasi intensif hampir selalu penuh. Saat itu, jumlah pasien bisa sampai diatas 70 orang per hari. Mulai awal Oktober kasus terus menurun, sehingga pada akhir bulan hanya berkisar 30 pasien sehari. Karena itu, pada awal Nopember, RSUD Klungkung menutup dan mengembalikan fungsi 1 ruangan isolasi rawat inap basement, sebagai ruangan untuk Unit Hemodialisa.

Baca juga:  Pengungsi di GOR Swecapura Terserang Tomcat

Mulai akhir Nopember hingga memasuki awal Desember ini, jumlah pasien kasus COVID-19 yang dirawat di RSUD Klungkung hanya belasan. Bahkan, data terakhir menunjukkan dari 14 kasus yang masih dirawat, hanya 2 orang yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19. Sedangkan 12 orang sisanya masih menunggu hasil swab PCR yang sudah bisa dilakukan pemeriksaannya di RSUD Klungkung sehingga dalam 24 jam hasil sudah keluar.

Dengan terus menurunnya jumlah kasus ini, Kepala Dinas Kesehatan Ni Made Adi Suapatni, mengatakan status resiko Kabupaten Klungkung sudah turun dari zone orange (resiko sedang) menjadi zone kuning (resiko rendah), sebagaimana hasil evaluasi BNPB. Ini akan terus dievaluasi setiap dua minggu. Bahkan, bila trennya terus menurun statusnya bisa turun lagi menjadi hijau. “Ini tidak bisa Klungkung saja yang bergerak. Ini harus bergerak bersama. Kalau semuanya kompak, barangkali bisa turun lagi jadi hijau,” kata Kadiskes.

Baca juga:  FKUB Bali Keluarkan Seruan Bersama Perayaan Hari Suci Nyepi 2024, Simak 10 Poinnya

Dia berharap tren ini terus bisa dipertahankan sehingga pada awal tahun baru 2021 Kabupaten Klungkung sudah bisa masuk ke dalam zone hijau. Tetapi, bila situasi tetap berfluktuasi, maka penanganan juga akan menyesuaikan kembali, khususnya di RSUD Klungkung. (Bagiarta/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *