Pedagang Pasar Tradisional. (BP/Dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perekonomian Bali sangat terpuruk didera pandemi COVID-19. Hingga akhir tahun, tanda-tanda berakhirnya pandemi juga tidak terlihat.

Namun, ada kabar baik soal akan digelarnya vaksinasi COVID-19 di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan Jerman pada Desember. Kondisi ini paling tidak akan mendongkrak sentimen pasar internasional dan dalam negeri.

Dikonfirmasi terkait pulihnya ekonomi Bali, Guru Besar Ekonomi Universitas Udayana, Prof. Wayan Ramantha memprediksi roda perekonomian akan menggeliat di 2021. Ia pun mengutarakan sejumlah alasan atas prediksinya ini.

Pertama, karena proyek mulai dilaksanakan pada 2021. “Pertumbuhan ekonomi Bali baru akan menggeliat tahun 2021 karena program aksi dalam rangka PEN (Pemulihan Ekonomi Nasiona – red) yang salah satunya dilaksanakan di Bali serta diberikannya stimulus pada bidang pariwisata, baik pada dunia usaha maupun wisatawan yang akan datang,” ujarnya.

Baca juga:  Demo "Bali Tidak Diam" Rusuh, Kapolda Sebut Bukan Inisiasi Orang Lokal

Kedua, vaksinasi COVID-19 juga akan dilangsungkan pada 2021 sehingga makin meningkatkan aktivitas masyarakat.

Ketiga, dari sisi permintaan atau konsumsi masyarakat, tahun depan mulai menggeliat karena para pekerja pariwisata mulai bekerja. “Yang semula dirumahkan, kalau dulu di sektor pariwisata misalnya perhotelan 100 persen dirumahkan, seperempat bekerja, sekarang sudah mulai bekerja. Berarti ada peningkatan masyarakat yang bekerja sehingga konsumsi meningkat,” katanya.

Keempat, Ramantha, menilai kunjungan wisatawan domestik akan memberi angin segar bagi ekonomi Bali. Meskipun wisatawan domestik tidak banyak memengaruhi pertumbuhan ekonomi Bali. “Walaupun jumlah kunjungan wisdom dua kali lebih banyak, tapi spend wisman tiga kali lipat lebih banyak,” sebutnya.

Baca juga:  Satu Dekade, Kerugian Akibat Investasi Ilegal Capai Rp 88,8 T

Menurut Ramantha, kebangkitan ekonomi Bali sejatinya telah dirancang oleh pemerintah. Ia melihat ada upaya-upaya strategis yang dilakukan seperti  mendiversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi Bali yang tidak lagi mengandalkan pariwisata semata. Meski dalam jangka pendek, ketergantungan akan pariwisata masih terjadi.

Dengan dilaksanakannya proyek PEN, akan ada penyerapan tenaga kerja yang mendongkrak daya beli masyarakat dan konsumsi. Sehingga, paling cepat ekonomi Bali akan kembali di angka 5–6 persen pada 2021 mengingat ekonomi Bali dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi nasional dan global. “Jika ekonomi global masih tidak bagus, pertumbuhan mereka tidak bagus, maka pariwisata yang merupakan kebutuhan tersier akan terpinggirkan dengan memprioritaskan kebutuhan primer,” ujarnya.

Baca juga:  Beraksi Saat Jalanan Macet, Jambret Ini Nyaris Digebuk Massa

Sementara itu, pengamat ekonomi Nyoman Sender memprediksi ekonomi Bali akan pulih paling tidak pertengahan 2021. Namun, pulihnya ekonomi Bali tergantung dari dibukanya pintu masuk wisatawan mancanegara.

Ia juga menilai pemulihan ekonomi tidak terlepas dari ketaatan masyarakat untuk disiplin melaksanakan prokes. Yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Di samping itu, ketaatan pelaku usaha di Bali menerapkan prokes juga sangat diperlukan. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *