Gubernur Koster saat membuka Workshop ‘’Pengembangan Profesi Guru’’ yang digelar PGRI Provinsi Bali bersama Disdikpora Bali dan Dinas Kominfo Provinsi Bali, Senin (23/11). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali Wayan Koster tidak pernah absen menghadiri acara yang berhubungan dengan guru. Untuk kali pertama pada masa pandemi, orang nomor satu di Bali ini bertemu dengan guru ketika membuka Workshop ‘’Pengembangan Profesi Guru’’ yang digelar PGRI Provinsi Bali bersama Disdikpora Bali dan Dinas Kominfo Provinsi Bali, Senin (23/11).

Sekalipun secara virtual, ia anggap ini pertemuan langsung dengan para guru di Bali guna memantapkan langkah bersama merealisasikan visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru’’. Acara ini dipakai kesempatan oleh Gubernur Koster mengenang perjuangan berat dan panjangnya ketika duduk di Komisi X DPR-RI pada 2004 memperjuangkan nasib guru dan guru bantu.

Hingga lahirlah UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, padahal yang berjuang saat itu adalah kalangan PGRI. Tanpa lahirnya UU ini, katanya, tak akan lahir yang namanya Tunjangan Profesi Guru (TPG) sebesar satu kali gaji pokok di luar tunjangan lainnya. ‘’Ini perlu perjuangan panjang lintas fraksi dan departemen. Makanya yang dulu menjadi guru bantu kini jadi PNS, harus ingat dengan perjuangan kami,’’ tegasnya.

Baca juga:  Dari Luhut Sebut Bali Perlu Perhatian Khusus hingga Istri Jerinx Juga Turut Diperiksa

Kini ketika Koster menjadi gubernur, ia meminta jajaran guru untuk menyebarluaskan visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’ kepada siswa dan kepada masyarakat guna memberi pemahaman yang sama soal membangun Bali.  ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali ini konsep melahirkan Bali yang harmonis alam dan manusianya termasuk menyiapkan generasi Bali yang unggul. Saya meminta jajaran guru untuk memperkuat penanaman nilai-nilai kearifan lokal Bali agar tak dirusak oleh nilai-nilai luar Bali,’’ katanya.

Ketua PGRI Provinsi Bali I Komang Artha Saputra, S.Pd., M.Pd. mengakui konsitensi dan komitmen Wayan Koster ketika duduk di DPR-RI hingga kini menjadi Gubernur Bali dalam memperhatikan nasib dan kesejahteraan guru. Bahkan, kini idealisnya makin menguat bahwa Bali memerlukan guru yang berkualitas dan sejahtera guna membangun SDM Bali yang unggul.

Artha Saputra menilai perhatian Gubernur Bali dalam dunia pendidikan bisa dikatakan sangat luar biasa. Pada Hari Guru Nasional tahun lalu, ia memberikan tunjangan kepala SLTA negeri hingga Rp 6 juta/bulan. Pemprov Bali juga menanggung gaji sejumlah guru kontrak dan honorer lewat APBD serta dikucurkannya dana BOS daerah.

Kini lewat visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’, ada terselip Jana Kerthi yakni membangun generasi muda Bali yang unggul dan sejahtera sekala-niskala. Makanya, ia mengatakan 10.000 ribu lebih anggota PGRI yang mengikuti workshop virtual serangkaian HGN dan HUT ke-75 PGRI ini harus segera bangkit mengambil peran menyebarkan dan memberi pemahaman yang benar soal visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’ kepada siswa dan masyarakat. Guru sendiri tak boleh terpapar faham di luar nilai-nilai kearifan lokal Bali.

Baca juga:  Mutasi di Pemprov Bali, Astawa Jadi Kadisdagperin

Sekum PGRI Prov Bali Dr. Gede Wenten Aryasuda, M.Pd. yang paling tahu soal kiprah Wayan Koster bersama unsur PGRI di daerah berjuang meningkatkan martabat dan profesionalisme guru. Ia ingat Koster sampai ke tingkat ranting PGRI di desa-desa agar bisa bertemu guru hingga lahirlah UU Guru dan Dosen. “Semua guru mesti ingat sejarah perjuangan lahirnya UU Guru ini,” tegasnya.

Ia berpendapat perjuangan Wayan Koster yang tulus itu kini dilanjutkan saat menjadi Gubernur Bali. Hampir setiap diundang guru, Gubernur Koster datang karena menilai sangat strategis bertemu dengan guru.

Gubernur Koster tidak hanya menaikkan tunjangan kepala SMA/SMK negeri, juga mencari celah guna bisa meningkatkan kesejahteraan guru dan kepala sekolah di PAUD, SD dan SMP yang menjadi kewenangan kabupaten/kota. Hanya, guru perlu bersabar karena keinginan itu masih terkendala pandemi Covid-19.

Baca juga:  Gubernur Koster Ajak Bangga Berbusana Adat Bali : "De Milu Tawah-tawah, Ne Anggon"

Namun dari segi visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’, Aryasuda sudah melihat pembangunan Bali secara holistik baik harmoni alam dan lingkungannya, SDM Bali ke depan juga sudah dipikirkan agar berlandaskan nilai-nilai leluhur Bali. Makanya, ia menilai jajaran guru perlu menjabarkan ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’ ini guna melahirkan SDM Bali yang unggul.

Di mata Wakil Ketua PGRI Provinsi Bali Dra. Mercy Victoria Gigir, M.Pd., Wayan Koster adalah sosok pejuang pendidikan masa kini. Ia bangga memiliki gubernur karena sejak menjadi anggota DPR memperjuangkan kesejahteraan guru.

Programnya sangat strategis membangun Bali berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal Bali. Dengan Sat Kerthi semua ter-cover termasuk komitmennya membangun generasi muda Bali menjadi SDM unggul dan berdaya saing tinggi.

Workshop selain diikuti guru di Bali juga diikuti guru di tingkat nasional. Workshop menampilkan narasumber Ketua Umum PB PGRI Prof. Unifah Rosyidi, Irjen TGT Dr. Iwan Syahril, Kepala SLCC PB PGRI Prof. Eko Indrajit, dan Pusdatim Kemendikbud Gogot Suharwono. (Sueca/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *