Kebun salak. (BP/kmb)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Petani salak yang ada di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem terus berkurang. Hal itu menyusul adanya alih lahan salak ke padi.

Perbekel Desa Duda Timur, Gede Pawana, mengungkapkan hal itu, Jumat (16/10). Pawana menambahkan, setiap tahunnya ada saja peralihan lahan dari salak ke padi.

Bahkan, di 2020 ini, lahan salak yang beralih ke pertanian padi mencapai sekitar 4 hektare lebih. Peralihan tanaman terjadi seetelah adanya perbaikan saluran irigasi. “Lahan yang beralih dari salak ke padi rata-rata ada di Banjar Wate Kaja tepatnya di Subak Kelaci,” ucapnya.

Baca juga:  Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung, Kementan Anggarkan Rp 7,74 triliun

Pawana menambahkan, ada bebera paktor yang menyebabkan petani beralih ke padi, diantaranya karena air. Petani yang lahannya berdekatan dengan saluran air hampir sebagian besar beralih tanam padi.

Faktor lain dikarenakan harga salak anjlok saat musimnya. “Warga yang bertahan tanam salak sekitar 30 hektare karena belum ada aliran air. Langkah petani kini lebih memilih menanam padi karena tanaman padi lebih menjanjikan dibanding salak. Selain itu karena lokasi lahan dekat dengan sumber air, sehingga petani pilih tanam padi,” paparnya.

Baca juga:  Babi Mati Masih Terjadi di Karangasem, Cirinya Mengarah ke ASF

Dia menjelaskan, pihaknya bakal terus berupaya untuk melakukan perbaikan beberapa saluran irigiasi untuk mengaliri beberapa lahan pertanian sawah. “Beberapa saluran irigasi disekitar Duda Timur juga sudah diperbaiki, dan beroperasi mengaliri pertanian padi,” tegas Pawana. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *