Nelayan di pesisi Ujung, Desa Tumbu mengisi waktu luang akibat tak melaut dengan memperbaiki perahu. (BP/Nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Sejumlah nelayan di Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem mengalami paceklik ikan. Penyebabnya, hasil tangkapan yang didapat belakangan ini sangat sedikit. Romi seorang nelayan mengungkapkan hal itu, Selasa (9/6).

Romi menjelaskan, minimnya tangkapan ikan sekitar sudah terjadi sejak dua minggu yang lalu. Hasil tangkapan yang diperoleh sangat minim. “Kini sehari nelayan hanya dapat ikan 20 sampai 50 ikan. Bahkan sejumlah nelayan yang turun melaut tak mendapat ikan,”ucapnya.

Baca juga:  Pontianak Gelar Festival dan Lomba Masak Ikan Nusantara untuk Jokowi

Minimnya hasil tangkapan, kata Romi disebabkan karena sedikitnya ikan kepermukaan laut, akibat perubahan suhu di tengah laut. Disamping itu juga, saat ini belum musimnya. “Kalau musimnya sekali melaut bisa mendapatkan ikan 1.000 sampai 2. 000 ekor. Untuk sekarang ini paceklik ikan,” katanya.

Dia menjelaskan, akibat minimnya tangkapan, membuat harga ikan kini lumayan mahal. Jelas dia, jika.sebelumnya satu ekor ikan ukuran biasa harganya Rp 2-3 ribu, kini satu ekor harga ikan mencapai 5 ribu rupiah. ” Kalau sedikit, harga ikan lumayan mahal. Kalau banyak tangkapan, harga ikan murah,”tegasnya.

Baca juga:  Sebulan Diburu, Perampok Bibi Ditangkap

Nelayan lain, Firman, menjelaskan beberapa nelayan sementara tidak turun untuk melaut karena minimnya ikan di tengah laut. Dan untuk mengisi waktu luang, sejumlah nelayan yang tak turun melaut memilih perbaiki peralatan melaut.

“Nelayan yang tak melaut ada yang menata jaring, perbaiki jukung, dan memperbaiki peralatan melaut lainnya. Ada juga nelayan menjadi buruh bangunan, petani, peternak, dan usaha agar ada pemasukan,”tegasnya. (Eka Prananda/Balipost)

Baca juga:  Musim Hujan, Aktivitas Penyeberangan di Kedisan Menurun
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *