Produksi pupuk kompos di TPA Temesi Gianyar. (BP/Nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Yayasan Pemilahan Sampah Temesi, menerima peningkatan pesanan pupuk organik sejak beberapa Minggu terakhir. Diduga, kondisi ini terjadi akibat banyaknya masyarakat yang dirumahkan, sehingga mereka mulai bercocok tanam dengan memanfaatkan produksi pupuk tersebut. Kondisi ini diungkapkan Ketua Yayasan Pemilahan Sampah Temesi, I Wayan Cakra dikonfirmasi Rabu (29/4).

Cakra mengakui, pascameluasnya wabah COVID-19 yang memaksa banyak pekerja di rumahkan, memang berdampak pada peningkatan permintaan pupuk organik di Yayasan Pemilahan Sampah Temesi. Dikatakan, sejak beberapa Minggu terakhir banyak masyarakat yang memesan pupuk organik. “Memang ada permintaan cukup signifikan, karena selama COVID-19 ini banyak yang mulai dirumahkan, jadi mengisi aktifitas di rumah dengan bercocok tanam,” katanya.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Bali Capai 3 Digit, Laporan Korban Jiwa Masih Signifikan

Lantas berapa persentase peningkatan itu, Cakra mengakui belum melakukan rekapitulasi. Namun ia memastikan terjadi peningkatan. Termasuk juga peningkatan pesanan dari wakil rakyat, yang akhirnya disumbangkan ke warga. “Anggota DPRD itu banyak meminta, karena disumbangkan ke warga, agar selama COVID -19 ini warga mau bercocok tanam di rumah sendiri, ” imbuhnya.

Dikatakan, untuk hasil produksi dalam situasi normal, dengan dibantu puluhan SDM pihaknya bisa mengolah 30 ton sampah, setelah di olah hasilnya sekitar 7 ton pupuk organik. “Dalam situasi COVID -19 ini pegawai kami sedang banyak yang pulang, tetapi pegawai asal Bali masih kerja sekitar 22 orang, dengan jumlah pegawai ini produksi perhari dalam situasi COVID-19 paling 2 ton perhari,” katanya.

Baca juga:  Kenaikan UMP Bali Tak Sampai 10 Persen, Diharapkan Tidak Menimbulkan Gejolak

Hasil produksi itu dijual ke masyarakat, dengan harga Rp 1.000 per kg. Selain itu ada juga yang digratiskan sebagai promosi. Tidak hanya itu pihaknya juga memberi diskon khusus, untuk generasi muda yang membutuhkan pupuk untuk bercocok tanam. “Terutama STT kalau ada yang mau kami berikan diskon, ” katanya.

Dikatakan, sebelum wabah COVID-19 pupuk kompos TPA Temesi memang sudah terjual keseluruh Bali dan Jawa. Bahkan perbulan bisa tersebar sampai 100 ton lebih. Namun kini, dengan sejumlah SDM yang pulang, sehingga produksi berkurang. ” Kualitas cocok untuk seluruh tanaman yang ramah lingkungan, untuk tanaman apapun yang penting di jaga kelembabannya, ” katanya.

Baca juga:  Bali Berpotensi Terdampak MJO

Sementara PLT Kepala DLH Gianyar, I Wayan Kujus Pawitra mendukung generasi muda termasuk pekerja yang terdampak COVID-19 agar mulai bercocok tanam, dengan memanfaatkan pupuk organik ini. “Saya sudah berkoordinasi, agar yayasan ini memberikan kemudahan kepada generasi muda yang membutuhkan pupuk kompos, ” katanya. (Manik Astajaya/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *