Alat berat di TPA Temesi. Bappeda Gianyar terus mematangkan rencana pembangunan TPST Temesi. (BP/istimewa)

​GIANYAR, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) terus mematangkan rencana pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Temesi.

Kepala Bappeda Gianyar, Made Arianta, Senin (15/12), mengungkapkan bahwa TPST ini akan menerapkan multiteknologi sebagai solusi komprehensif penanganan sampah, dengan target pendanaan Rp150 miliar pada tahun 2026.

​Menurut Made Arianta, TPST Temesi dirancang untuk menggunakan berbagai teknologi untuk memaksimalkan pengolahan sampah dan meminimalisir residu. Sampah organik akan diproses menjadi kompos dan untuk budi daya maggot. “Organiknya jadi kompos dan RDF SRF,” ujarnya.

Baca juga:  Tarif Parkir di Buleleng Diusulkan Naik Tahun Depan

Saat ini, dari 100 ton sampah organik, jika diproses menjadi kompos akan menghasilkan sekitar 40 ton. Namun, kesiapan petani untuk menyerap kompos secara maksimal masih menjadi tantangan.

Teknologi ini akan mengolah sampah organik, anorganik, dan residu menjadi bahan bakar alternatif. “​RDF/SRF (refuse derived fuel/solid recovered fuel) itu kita sedang jajaki off-taker-nya, pengepulnya,” jelasnya.

Harga taksiran penjualan RDF/SRF adalah Rp400.000 per ton, dengan ongkos kirim Rp300.000, menyisakan selisih Rp100.000 sebagai potensi pendapatan. “Sampah anorganik yang bernilai ekonomis akan dipilah melalui mesin konveyor untuk didaur ulang dan dijual kembali. Kerja sama daur ulang juga sudah dilakukan dengan yayasan di Temesi,” paparnya.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Harian Bali Masih 2 Digit, Hampir Sepekan Nihil Korban Jiwa

​Arianta menambahkan, proses penyusunan detail engineering design (DED) saat ini sedang memasuki tahap finalisasi di Kementerian PUPR. “Gianyar menargetkan pendanaan sebesar Rp150 miliar pada tahun 2026 untuk TPST Temesi. Operasi TPST ini ditargetkan pada tahun 2027,” tuturnya. (Wirnaya/balipost)

 

BAGIKAN