akomodasi
Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bank adalah bagian yang tidak bisa terlepaskan dalam perekonomian. Pengamat ekonomi, Nyoman Sender, mengibaratkannya sebagai darah dalam tubuh, demikian lah bank bagi perekonomian.

Ia pun menilai meski dampak COVID-19 ini akan dirasakan industri perbankan, namun tidak akan separah industri lainnya. Pun dengan karyawannya, ia menilai jika COVID-19 terjadi hingga 6 bulan ke depan, bisa saja akan ada karyawan yang sebagian dirumahkan (unpaid leaved), tapi status belum di-PHK.

Baca juga:  Tak Cuma Posisi Teratas Tambahan Kasus COVID-19, Zona Merah Ini Penyumbang Terbesar Korban Jiwa

“Paling cuma digilir atau ada shift-shift-an kerja atau seperti sekarang sudah ada karyawan yang work from home (WFH) terutama karyawan-karyawan di bagian pemasaran dan back office. Karyawan di bagian pelayanan nasabah mesti tetap masuk kantor dengan sistem giliran atau shift,” ujarnya.

Namun, jika wabah ini berlangsung lebih dari 6 bulan, menurutnya, bisa saja terjadi PHK terutama karyawan-karyawan yang kurang strategis bagi bank seperti pegawai kontrak dan sebagainya.

Baca juga:  Stress Test BI : Perbankan Indonesia Kuat Hadapi Tekanan Penutupan Bank di AS

Dijelaskannya, bank sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Bank bagaikan darah dalam kehidupan perekonomian. Jika ingin perekonomian tetap hidup, maka bank harus tetap beroperasi.

Dalam suasana apapun, termasuk saat pandemi COVID-19, bisnis bank akan tetap hidup, karena bank sangat diperlukan dalam perekonomian suatu bangsa. Ia pun tetap optimis bisnis bank tetap bertahan.

Terlebih, pemerintah bersama Bank Indonesia dan OJK telah melakukan upaya-upaya penyelamatan dan stabilitas sistem keuangan. Meskipun, ia mengakui akan ada beberapa bank yang menghadapi kesulitan. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  Gembong Sindikat Pembobol Data Nasabah Bank Diduga Berada di Luar Negeri
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *