Dua orang petugas tengah melakukan proses perawatan di Gardu Induk Sanur, Denpasar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Untuk mencegah terjadinya black out seperti di Jabodetabek, PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali melakukan assessment terhadap peralatan serta konstruksi jaringannya. Meski Bali tidak memiliki jaringan 500 kV seperti di Jawa Barat, namun peralatan yang dimiliki tetap dilakukan assessment, terutama pada peralatan yang rawan terjadi gangguan.

“Evaluasi PLN Bali mencegah terjadinya kasus serupa melakukan assessment terhadap peralatan-peralatan yang serupa. Tapi di Bali jaringan 500 kV tidak ada. Dominannya ada 150 Kv. Jaringan 500 Kv yang tower tinggi-tinggi, sedangkan tiang kita kan yang 13 meter paling tinggi,” demikian disampaikan Manager Komunikasi PLN UID Bali I Made Arya, Selasa (6/8).

Baca juga:  Soal Terus Dilaporkannya Korban Jiwa COVID-19 Meski Kasus Melandai, Kadis Kesehatan Sebut Ini Penyebabnya

Tegangan 150 KV, jalurnya dari Jawa. Jaringan 150 KV mengelilingi pulau Bali dan bermuara di UP2B Kapal, Mengwi, Badung. Dari UP2B Kapal disebar ke Gardu Induk (GI) yang tersebar di 16 GI seluruh Bali.

Diakui, tim dari UP2B sudah secara periodik melakukan pemeliharaan. Namun lebih intensif lagi pada poin-poin yang lebih berpeluang terjadi gangguan. “Sehingga jangan sampai terjadi gangguan terlebih dahulu. Artinya tindakan antisipasifnya yang dilakukan UP2B 150 kV,” tandasnya.

Baca juga:  Tanah Lot Art and Food Festival Akan Tonjolkan Budaya dan Kuliner Khas Tabanan 

Ia mengatakan daya mampu Bali adalah 1.329 MW, sedangkan daya terpasang yaitu 1.432 MW. Daya ini disupplai dari pembangkit di Bali dan Jawa.

Daya dari pembangkit Jawa, persentasenya 35 persen yaitu 400 MW. Disalurkan melalui Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT). Sedangkan pembangkit dari Bali sendiri ada dari Celukan Bawang (batu bara) sebesar 380 MW, PLTDG Pesanggaran (LNG) sebesar 182 MW, dan PLTDG Pesanggaran (LNG) sebesar 35 MW, PLTD BOT Pesanggaran sebesar 50 MW, PLTDG Pesanggaran 72 MW, PLTG Gilimanuk sebesar 130 MW, dan PLTG Pemaron sebesar 80 MW.

Baca juga:  Bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya, 2 Tewas

Dengan demikian Bali masih memiliki cadangan daya sebesar 48 persen atau sebesar 428,9 MW. Melihat dari daya mampu yang dimiliki Bali, PLN UID Bali menargetkan pertumbuhan listrik tahun ini mencapai 8-9 persen.

Sedangkan sampai saat ini, pertumbuhan listrik Bali baru mencapai 6 persen. Pertumbuhan tertinggi yang pernah dicatat PLN UID Bali adalah 10 persen pada 2017–2018. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *