Sebuah alat berat saat sedang bekerja meratakan pasir di Pantai Watu Klotok, menjelang digunakan sebagai tempat melasti karya Panca Wali Krama Pura Agung Besakih. (BP/Gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Sebuah alat berat sibuk memindahkan gundukan pasir di Pantai Klotok, Klungkung, Minggu (17/2). Ini sebagai realisasi penataan pantai untuk areal parkir, menjelang melasti pralingga Ida Batara dari Pura Agung Besakih, menuju pantai setempat, pada awal Maret nanti. Selain itu, penataan ini sebagai tindaklanjut pemerintah daerah, setelah menghentikan total pencarian batu sikat di pantai setempat, belum lama ini.

Pasir pantai yang menggunung ke tepi jalan akibat air laut pasang itu, membuat areal parkir setempat terkesan tak terurus. Sehingga alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Kawasan Pemukiman Klungkung, kembali mendorong ke pinggir pantai. Sisa batu sikat yang tidak terpakai dalam karung-karung kecil itu, juga dikembalikan ke tepi pantai. Gubuk-gubuk liar yang terbangun di sekitarnya, juga dibongkar, agar tidak memberikan kesan kumuh. “Nanti saat melasti, agar umat nyaman,” kata Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta, saat meninjau langsung penataannya.

Baca juga:  Empat Kali Terbakar, Sayap Utara Pasar Kidul Dibongkar dengan Alat Berat

Pihaknya sekaligus juga menginstruksikan Plt. Kepala Dinas PU Nyoman Susanta, untuk segera membuat kajian penataan pantai setempat. Sehingga bisa semakin memberikan kesan positif Pura Watu Klotok yang bersih, nyaman dan asri. Setelah penataan awal ini, dia meminta sudah tidak ada lagi gubuk maupun warung-warung kecil di sekitar tepi pantai. Sebab, itu memberikan kesan kumuh di sekitar pura. Pihaknya sudah merencanakan untuk membuat kios-kios kecil di sebelah utara jalan raya, bekerja sama dengan warga setempat.

Baca juga:  Perda Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, Cegah Bali Dieksploitasi Berlebihan demi Pariwisata

Selain sebagai tempat suci untuk melasti, Pantai Klotok juga ramai didatangi warga untuk sekadar berlibur. Dia mengakui sebelumnya, kondisi pantai ini banyak dikeluhkan pengunjung. Selain karena adanya aktivitas tambang batu sikat, juga karena banyak sampah dan terkesan lama tak terurus. “Ini sebagai jawaban kami, terhadap protes sejumlah pengunjung. Penataan ini hanya awal. Selanjutnya akan disiapkan sarana pendukung lainnya,” tegasnya.

Sebelumnya, mencegah terjadinya abrasi yang semakin parah, pencarian batu sikat di pantai ini dihentikan. Selain menyelamatkan lingkungan, penghentian pencarian batu sikat yang marak dilakukan di sekitar Pantai Watu Klotok juga untuk menjaga kesucian pura di lokasi tersebut. Saat itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung, A.A Ngurah Kirana, menyebutkan saat ini tercatat sebanyak 160 orang menjadi pencari batu sikat. Mereka berasal dari Desa Negari sebanyak 16 orang, Desa Takmung 56 orang, Desa Satra 6 orang, Desa Tojan 53 orang, Desa Gelgel 14 orang, Desa Tangkas 5 orang dan Desa Jumpai 10 orang.

Baca juga:  Mendagri Setujui Haluan Pembangunan Bali Masa Depan Jadi Perda

Bupati Suwirta selanjutnya menawarkan solusi kepada para pencari batu sikat ini untuk membentuk kelompok peternak/memelihara sapi atau babi. Jika sudah terbentuk, di tahun 2020 Pemkab akan menggelontor bantuan tersebut. Selain itu, beberapa dari mereka yang memenuhi syarat akan diangkat menjadi tenaga kontrak yang akan ditempatkan sebagai petugas kebersihan, tukang kebun, petugas pembibitan dan petugas balawista. (Bagiarta/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *