Mesin penggilingan padi (rice milling) yang dikelola BUMDes Bersama Selemadeg siap beroperasi pertengahan Desember ini. (BP/istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Tabanan mendapatkan bantuan dari Kementerian Desa berupa mesin penggilingan padi (rice milling) dan sarana pelengkapnya. Bantuan ini diberikan kepada BUMDes Bersama Selemadeg dan diberikan secara simbolis kepada Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wirtastuti pada perayaan pucak HUT Kota Tabanan ke-525. Saat ini gedung dan lantai jemur yang masuk dalam paket bantuan ini sedang dalam tahap penyempurnaan dan diharapkan usaha penggilingan padi ini sudah bisa beroperasi pertengahan Desember ini.

Bendahara Bumdesa Bersama Selemadeg yang juga Perbekel Bajra Utara Wayan Sukanata mengatakan mesin penyosohan beras ini merupakan bantuan dari Kementerian Desa. “Mesin sudah terpasang. Tinggal menunggu service untuk gedung dan lantai jemurnya. Kalau berdasarkan kontrak, pertengahan Desember ini selesai,” ujarnya saat dihubungi Rabu (5/12).

Baca juga:  Distribusi Dana Hibah Pariwisata dan BIP akan Dipercepat

Jika proses pembangunan sudah selesai, mesin penggilingan padi siap dioperasikan dan diusahakan oleh BUMDes Bersama Selemadeg. Namun karena Desember baru memasuki musim tanam, aktifnya usaha ini diperkirakan pada April. “Tetapi tahap awal kami mungkin mengerjakan permintaan dari BUMDA (PDDS Tabanan) terlebih dahulu. Karena sudah ada komitmen awal BUMDes Bersama Selemadeg dengan BUMDA dalam hal melayani penggilingan padi yang dibeli oleh BUMDA,” ujar Sukanata.

Karena masih dalam tahap awal, rencananya pembelian gabah petani hanya dilakukan di seputaran Selemadeg. Harganya pun ditetapkan sesuai HPP atau bisa di atas harga pasaran. Untuk modal, BUMDes yang dikelola 10 desa ini akan mempertimbangkan sejumlah alternatif. Pertama, meminjam dari unit usaha simpan pinjam yang dikelola oleh BUMDes Bersama Selemadeg. “BUMDes Bersama memiliki unit usaha simpan pinjam. Untuk modal kami pinjam dari sana dulu,” ujar Sukanata.

Baca juga:  Komit Berdayakan UKM, Ini "Warning" Bupati Eka ke Pengusaha Toko Modern

Langkah kedua adalah mengumpulkan modal dari masing-masing desa yang ikut mengelola BUMDes Bersama Selemadeg. Menurut Sukanata nantinya masing-masing desa akan memberikan pernyertaan modal sebesar Rp 50 juta. “Sudah sepakat tahun 2019 ini setiap desa memberikan pernyertaan modal sebesar Rp 50 juta. Ada 10 desa yang masuk dalam BUMDes Bersama ini,” imbuhnya.

Sementara itu Direktur PDDS Tabanan, Putu Sugi Darmawan mengatakan dengan adanya mesin penyosohan beras yang dikelola oleh BUMDes Bersama Selemadeg, ke depan PDDS tidak hanya membeli beras tetapi langsung gabah dari petani. “Selama ini untuk memenuhi permintaan pasar, PDDS mengambil yang sudah dalam bentuk beras, baik itu dari Perpadi maupun usaha penyosohan lainnya. Tapi jika ada mesin ini, PDDS bisa langsung membeli gabah di petani. Untuk menyosoh berasnya kerjasama dengan BUMDes Bersama Selemadeg,” ujarnya. (Wira Sanjiwani/balipost)

Baca juga:  Dari Hadang Bus Trans Metro Dewata hingga Nelayan dan Warga Desa Yeh Sumbul Nyaris Bentrok
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *