BANYUWANGI, BALIPOST.com – Perubahan besar-besaran dilakukan Banyuwangi guna meningkatkan pendapatan daerahnya, salah satunya mengubah fokus daerahnya dari pertanian, perikanan menjadi mengedepankan pariwisata. “Pariwisata membuat Banyuwangi dikenal, pariwisata membuat Banyuwangi mendunia. Ini harus kita akui, oleh karenanya Banyuwangi mengutamakan pariwisata dan menjadi produk unggulan kami,” tegas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat menerima presstour Kompublik Kemenpar di Banyuwangi, Sabtu (22/9).

Menurut Anas, dengan mengandalkan pariwisata membawa perubahan pada pendapatan daerah. Di mana, terjadi peningkatan dari Rp14 juta menjadi Rp45 juta income per kapita di Banyuwangi. “Kita pilih pariwisata karena bukan sebatas mendatangkan uang dan wisatawan saja. Dari jorok jadi bersih, melalui pariwisata terkonsentrasi dengan baik dan maju, kriminalitas menurun, budaya berubah dan kami menjadi contoh setiap tahun,” katanya.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Harian Nasional Masih di Atas 3.000 Orang

Sejak dilantik pada 2010, Anas melihat program unggulan bukan lagi pertanian, UKM maupun perikanan namun lebih memfokuskan kepada pariwisata setelah pendidikan dan kesehatan. “Ketika memutuskan untuk menjadikan pariwisata sebagai fokus utama di Banyuwangi, maka perubahan yang pertama adalah persoalan komunikasi. Kita bisa lihat betapa sulitnya wisatawan mancanegara ke Indonesia, dan melihat hal inilah kami ingin memanjakan wisatawan bukan hanya menikmati keindahan melainkan kemudahaan berkomunikasi,” paparnya.

Kemudahan berkomunikasi bagi wisatawan terus dilakukan, bahkan selama berada di Banyuwangi, Anas menegaskan, wisatawan tak perlu khawatir dengan persoalan komunikasi. Pasalnya, sebanyak 1.400 wifi telah dipasang di sejumlah titik lokasi diantaranya tempat wisata, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pelayanan umum hingga ke tingkat kecamatan. “Cara ini tentu sangat memudahkan bagi pelayanan, sehingga wisatawan akan merasa nyaman dalam berwisata terlebih kami menyadari bahwa komunikasi adalah menjadi salah satu kenyamanan wisatawan saat berwisata,” urainya.

Baca juga:  Protes Tambang Emas, Warga Blokir Alat Berat

Sejak pemasangan wifi dilakukan sejak 2012, termasuk tempat makam pahlawan maka pihaknya juga memberikan ruang publik sehingga dalam waktu 24 jam wisatawan bisa menggunakan wifi tanpa batas. “Ada 189 desa, 28 kelurahan semua tersebar. Semua wifi diutamakan di publik wisata. Banyuwangi sudah menjadi contoh buat seluruh wilayah nasional,” tambahnya.

Di sisi lain, Kepala Bidang Pariwisata Banyuwangi Marhen menambahkan selain komunikasi maka kemudahan dalam membeli souvenir serta merasakan kuliner juga menjadi fokus Banyuwangi dalam meningkatkan pendapatan daerah. “Sekali lagi, dengan hal seperti ini membuat wisatawan semakin betah dan pasti balik kembali karena inilah yang kita inginkan. Terlebih berwisata bukan sebatas sekali datang saja melainkan continue, otomatis ini membuat pendapatan di Banyuwangi semakin meningkat,” pungkasnya. (Nikson/balipost)

Baca juga:  Banyuwangi Diterjang Banjir Bandang, Puluhan Rumah Rusak dan 1 Orang Hilang
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *