Kesenian wayang wong dipentaskan dalam PKB 2016. (BP/dok)
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kesenian wayang wong yang ada di Banjar Sangging Desa Kamasan Klungkung rencananya akan direkonstruksi tahun depan. Rekonstruksi akan dilakukan Majelis Perimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (Listibya) bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Klungkung.

Dengan dilakukannya rekonstruksi tersebut, diharapkan kesenian sakral warisan leluhur itu bisa tetap lestari. Ketua Listibya Kabupaten Klungkung I Dewa Gede Alit Saputra, Kamis (14/12), mengatakan, kesenian wayang wong yang ada di Banjar Sangging Desa Kamasan memiliki kekhasan tersendiri. Yakni pada corak dan karakter tapelnya (topeng).

Hanya saja, kondisi tapel wayang wong yang kini tersimpan di Pura Bale Batur desa setempat kini sudah mulai rusak. Tapel wayang wong yang ada di pura tersebut kondisinya sudah mengalami korosi pada warna dan mulai hancur pada bagian rambutnya. Para penutur dan penari wayang wong di Desa Kamasan pun kini juga sudah banyak berkurang dan nyaris tidak ada.

Baca juga:  Penyair dan Pengarang Cerita Anak Penduduk Asli Australia Kunjungi Bali

Dikatakan Alit Saputra, meski sampai saat ini wayang wong masih kerap ditarikan saat upacara piodalan di Pura Bale Batur namun gerak tarian yang dibawakan sederhana. Demikian juga dengan iringan gending dan gamelannya. “Walaupun sekarang ditarikan dalam rangka upacara, sebetulnya sudah tidak sesuai dengan aslinya. Tapi lebih pada spirit untuk melestarikan saja,” ujarnya.

Untuk itulah pihaknya memandang kesenian wayang wong yang ada di Banjar Sangging Desa Kamasan perlu untuk direkonstruksi kembali. Dalam kegiatan rekonstruksi nanti pihaknya akan menggali informasi secara holistic menyangkut keaslian gerak, gamelan, maupun hal lainnya tentang kesenian Wayang Wong di Desa Kamasan untuk kemudian disepakati dengan masyarakat.

Baca juga:  Pembunuh Mahasiswi Undiksha Dituntut 14 Tahun Penjara

Dalam menggali informasi itu Listibya akan menjadikan para tokoh penari terdahulu sebagai informan. Disebutkan Alit Saputra saat ini tokoh penari wayang wong yang masih tersisa hanya satu orang. Itupun usianya sudah tidak lagi muda. “Itu yang akan nantinya kita minta sebagai informan,” terangnya.

Melalui rekonstruksi ini pihaknya berharap kesenian wayang wong yang dimiliki Banjar Sangging Desa Kamasan bisa diselamatkan dan dilestarikan. Seperti halnya tari rejang renteng yang bisa lestari dan kini kembali banyak ditarikan masyarakat. “Banyak kesenian yang lenyap, seperti tari sang hyang. Generasi sekarang kan tidak ngeh dengan hal seperti itu,” jelasnya.

Selain merekonstruksi kesenian wayang wong, Listibya juga berencana merekonstruksi kesenian tari barong brutuk di Desa Pejukutan Nusa Penida. Dikatakan Alit Saputra selama ini barong brutuk banyak dikenal masyarakat ada di Desa Terunyan, Kintamani, Bangli, padahal sejatinya Klungkung juga punya tari barong brutuk. “Saya nanti akan korek historisnya seperti apa,” imbuhnya.

Baca juga:  KM Splendor Sudah Dekat Tanjung Priok, Belum Juga Merapat Karena Alasan Ini

Terpisah, Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Klungkung I Komang Sukarya, S.Sn. mengatakan kegiatan rekonstruksi wayang wong yang merupakan kesenian adiluhung di Banjar Sangging Desa Kamasan akan dilakukan pihaknya bersama Listibya pada 2018 mendatang. Dia mengatakan saat ini tokoh-tokoh penari kesenian wayang wong di Desa Kamasan sangat sedikit. Meski demikian pihaknya akan berupaya menggali informasi tentang wayang wong dari para tokoh tersebut. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *