
NEGARA, BALIPOST.com – Seni sakral Wayang Wong Griya Penida, Desa Batuagung, mengiringi Karya Mamungkah Padudusan Agung Ngenteg Linggih Manawa Ratna dan Tawur Labuh Gentuh di Pura Dangkhayangan Prapat Agung, kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB).
Dua upacara utama digelar dalam rangkaian karya di kawasan hutan Bali Barat tersebut yakni mendak pralingga Ida Batara dan upacara mapepada sarana wewalungan yang selanjutnya dilarung ke Segara Rupek, perairan Selat Bali yang memisahkan Pulau Bali dan Pulau Jawa.
Kesenian Wayang Wong dengan puluhan karakter tapel watek wanara (pasukan kera) Raja Hanoman ini menyambut pralingga Ida Batara Siwa Budha, Melanting, dan Pasupati di Pamerajan Manuaba, Tampaksiring, Gianyar, saat upacara pemagpag di pertigaan depan palinggih pengayatan segara, Sabtu (11/10).
Sebelumnya, pralingga dan pasupati ini dipendak menuju Pura Dangkhayangan Mertasari, Desa Adat Lokasari, Kelurahan Loloan Timur, Jembrana, untuk prosesi pakoleman.
Selain itu, upacara mapepada wewalungan sebagai bagian dari prosesi mulang pakelem di Segara Rupek, Gilimanuk, juga digelar. Hewan-hewan persembahan seperti kerbau suci, kebo yus merana, sapi, anjing belang bungkem, menjangan, kidang, kera, luwak, angsa, bebek, hingga ayam disucikan terlebih dahulu di madya mandala pura Dangkhayangan Prapat Agung.
Prosesi mapepada hingga mulang pakelem ini disanggra bersama oleh sameton dari Kabupaten Jembrana dan Buleleng. Pangelingsir Pengempon Pura Dangkhayangan Prapat Agung, Ida Bagus Susrama mengatakan, dua rangkaian utama mendak pralingga dan mapepada wewalungan menjadi inti dari pelaksanaan karya suci ini. “Setelah ini akan dilanjutkan dengan upacara mulang pakelem, mapasar, dan mendak siwi di Pura Melanting,” ujarnya.
Karya ini merupakan rangkaian dari Karya Ngenteg Linggih Pura Dangkhayangan Prapat Agung yang puncaknya pada 5 November 2025 mendatang. Selain momentum yadnya bersama masyarakat Jembrana dan Buleleng, karya ini merupakan wujud pelestarian nilai spiritual dan harmoni antara manusia, alam, dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Lokasi Pura Dang Kahyangan Prapat Agung berada di tengah hutan konservasi Taman Nasional Barat dengan jarak sekitar tiga kilometer dari jalan raya Gilimanuk menuju Buleleng.
Pura ini merupakan tempat payogan Ida Batara Dang Hyang Dwijendra. Di sekitar pura utama juga terdapat kolam dengan air yang tidak pernah kering meskipun dalam musim kemarau panjang. Telaga ini memiliki tiga jenis warna dalam satu kolam, yaitu bening, kemerahan dan kekuningan. (Surya Dharma/balipost)